Status Gunung Semeru Naik Jadi Siaga Level 3, Ini Penjelasannya

- 17 Desember 2021, 09:47 WIB
Status Gunung Semeru Naik Jadi Siaga Level 3, Ini Penjelasannya. / @bpbd_jatim
Status Gunung Semeru Naik Jadi Siaga Level 3, Ini Penjelasannya. / @bpbd_jatim /

POTENSI BISNIS - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menaikan status Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur jadi siaga level 3.

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari waspada level 2.

"Mulai 16 Desember 2021 pukul 23.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari waspada level 2 menjadi siapa level 3," kata Eko dikutip dari ANTARA, pada 17 Desember 2021.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya: Turunya Wedhus Gembel Gunung Merapi dan Letusan Semeru, Diprediksi Terjadi Bencana Besar

Eko menerangkan, kenaikan status tersebut mengingat aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan sudah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava.

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak Gung Semeru.

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

Baca Juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru, 20 Hektare Lahan Pertanian Rusak

Pasalnya, berpotensi dilanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak gunung tersebut.

"Selain itu, masyarakat juga tidak boleh memasuki dan tidak boleh beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawan atau puncak Gunung Semeru lantaran rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," kata dia.

Terdapat empat status gunung berapi yaitu normal, waspada, siaga dan awas. Pada Kamis, 16 Desember 2021, luncuran awan panas kembali terjadi sekitar pukul 09,01 WIB sejauh 4,5 km dari puncak.

Baca Juga: 4 Bahan Alami Mengatasi Kulit Kering Ini Ampuh: Nomor 3 Sangat Mudah Didapatkan di Rumah

Kejadian awan panas tersebut terekam alat sesimograf dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dan durasi 912 detik.

Kemudian, luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09.30 WIB. Kejadian awan panas itu terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dengan durasi 395 detik. Namun secara visual tidak teramati karena Gunung Semeru tertutup kabut.

Kemudian, sore harinya terjadi luncuran awan panas pada pukul 15.42 WIB sejauh 4,5 km dari puncak.

Kejadian awan panas tersebut terekam alat sesimograf dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dan durasi 400 detik.

Baca Juga: TERKUAK! Aldebaran Buka Brankas Hartawan, Isinya Mengejutkan hingga Bukti Borok Irvan Terendus di Ikatan Cinta

Berdasarkan pengamatan kegempaan teramati getaran didominasi oleh gempa letusan, hembusan dan guguran dengan gumpuran meningkat dalam tiga hari sebanyak 15-73 kejadian perhari dari rata-rata delapan kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021.

"Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan," kata Eko.

Aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran dua km dari pusat erupsi.

Aliran lava itu masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung aliranya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.

"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," kata Eko.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah