Kini, Masjid Al-Aqsa telah menjadi titik fokus kekerasan di Yerusalem sepanjang bulan suci Ramadhan, dan bentrokan pun kian terjadi sampai menimbulkan kekhawatiran internasional tentang konflik yang lebih luas.
Pemerintah telah meminta Israel untuk memastikan ketenangan selama 'Hari Yerusalem', dimana perayaan tahunan penangkapan Yerusalem Timur dan Kota Tua bertembok yang merupakan rumah bagi situs-situs suci Muslim, Yahudi dan Kristen.
Perayaan itu, Israel menandai peringatan penangkapannya atas beberapa bagian kota dalam perang Arab-Israel pada tahun 1967.
Maka dari itu, dalam upaya meredakan situasi, polisi Israel melarang kelompok-kelompok Yahudi melakukan kunjungan Hari Yerusalem ke alun-alun suci yang menampung al-Aqsa.
Menurut mereka Al-Aqsa dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai situs kuil-kuil Yahudi yang alkitabiah.
Tetapi, pawai tradisional Hari Yerusalem di mana ribuan pemuda Yahudi yang mengibarkan bendera Israel akan terus berjalan melalui Gerbang Damaskus Kota Yerusalem dan Kawasan Muslim tampaknya akan terus berlanjut.***