Namun, malaria dapat dicegah dengan penggunaan obat-obatan dan tindakan pencegahan lainya, seperti menggunal kelambu berisektisida dan penyemprotan insektisida dalam ruangan.
Pada Hari Malaria Sedunia yang pertama, Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, menekankan perlunya untuk meningkatkan ketersediaan kelambu, obat-obatan, fasilitas kesehatan umum, dan tenaga kesehatan yang terlatih bagi orang-orang di wilayah dunia yang terkena dampak.
Ban saat itu menantang program inisiatif global seperti Bill & Melinda Gates Foundation, Roll Back Malaria Partnership, dan Global Fund for AIDS, Tuberculosis, dan Malaria, dengan menyatakan bahwa dia mengharapkan akses universal seperti itu akan tersedia pada akhir tahun 2010 .
Seruan untuk bertindak tersebut mendorong pembetukan rencana Aksi Malaria Global (GMAP), dimana sebuah strategi terpadu dan agresif untuk dirancang mengurangi kejadian malaria diseluruh dunia.
Tiga komponen dari strategi ini adalah pengendalian, eliminasi, dan penelitian.
Dalam Penelitian tersebut untuk mengembangkan obat-obatan baru dan pendekatan baru untuk pencegahan merupakan dasar dari upaya-upaya yang ditunjukan untuk memberantas malaria dan melakukan pengendaliannya dari daerah yang terkena dampak parah akibat malaria.
Tujuan jangka panjang dari rencana tersebut adalah pemberantasan penyakit secara global pada tahun 2015.
Namun, kemajuan menuju tujuan ini melambat secara signifikan karena pendanaan dan perawatan kesehatan yang tidak memadai, terutama di daerah yang sulit dijangkau, yang memiliki proporsi kasus tertinggi.
Pada tahun 2019, tingkat infeksi di tempat-tempat dengan beban malaria terbesar sebagian besar tetap tidak berubah, dan analisis tren global dalam kejadian malaria menunjukkan bahwa pemberantasan dapat dicapai pada tahun 2050.