Bukan Habib Rizieq, Sekum Muhammadiyah Duga Ada Big Power Manfaatkan FPI

- 27 Desember 2020, 11:35 WIB
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS).
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS). /tangkap layar front TV via twitter.com/HabibRizieq_ID

 

 

POTENSIBISNIS - Sebenarnya apa itu FPI dan siapa sosok Imam Besar Habib Rizieq Shihab yang mendekam di penjara.

Analisis tentang apa itu siapa dan siapa sosok Habib Rizieq, Pimpinan Umum Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mencoba menguras hasil Sekretaris pengamatannya.

Kata dia, Front Pembela Islam (FPI) itu tidak punya agenda. Abdul Mu'ti mengungkapkan kalau yang justru dia peduli adalah FPI digunakan oleh kelompok tertentu untuk tawar menawar.

Baca Juga: Ada Skandal Memalukan, Rocky Gerung Sebut Tri Rismaharini Masuk Istana akan Timbulkan Kecurigaan

Hal itu justru yang menjadi pendukungnya. Abdul Mu'ti menjelaskan, kalau selama ini melihat apa yang terjadi selama ini, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab tidak mendapatkan apa-apa dari segala hal yang telah dia lakukan.

"Kalau orang melakukan proses politik mesti dia mendapatkan hal yang sama," katanya, dikutip dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored pada Minggu, 27 Desember 2020.

Namun, Abdul Mu'ti melanjutkan, tidak ada yang didapatkan oleh Habib Rizieq.

Akan tetapi dapat dilihat siapa saja yang mendapatkan manfaat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh Habib Rizieq.

"Saya justru khawatir organisasi seperti FPI ini tokoh-tokohnya hanya menjadi wayang dari sebuah kepentingan besar yang dia punya agenda-agenda kekuasaan dengan menggunakan Habib sebagai pionirnya," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Film Broken City Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini

Abdul Mu'ti menuturkan mungkin saja dalam konteks lain memang ada kelompok-kelompok yang sengaja merekayasa sesuatu.

Kelompok yang memiliki agenda besar dan tidak diketahui karena betul-betul anomali, yang menggunakan FPI sebagai perangkat atau instrumennya.

"Coba kita lacak dari sejak pertama FPI ini muncul," ujar Abdul Mu'ti.

Kemudian, mantan anggota DPR RI, Akbar Faizal menjelaskan, bahwa ketika Juru Bicara FPI, Munarman, datang ke podcast Youtubenya, dikatakan FPI terbentuk pada 1998 dengan agenda utama mengusung apa yang dikenal sebagai Konservasi Islamisme.

Baca Juga: Denny Darko Ungkap Cara Jokowi 'Perdaya' Lawan Politiknya, Kelihatan Sabar, Pandai 'nabok'

Karena itu Akbar Faizal merasa kaget ketika Abdul Mu'ti mengatakan bahwa FPI justru tidak mempunyai agenda.

"Coba kita lihat ketika muncul pertama. Ini awalnya kan kalau saya baca di beberapa riset, ini kelompok yang diciptakan oleh rezim pada waktu itu untuk melawan gerakan reformasi dan kelompok-kelompok mahasiswa yang bergerak untuk itu," urai Abdul Mu'ti seperti dikutip dari berita cirebon.pikiran-rakyat.com berjudul " Abdul Mu'ti: HRS Orang Yang Lembut, Mungkin FPI Digunakan Kelompok Tertentu "

Dia menambahkan bahwa pada awalnya nama yang digunakan juga bukan FPI, baru kemudian hari bertransformasi dengan nama FPI.

Selain itu, selama berkiprah cara yang digunakan oleh FPI untuk bergerak dari waktu ke waktu berubah.

Saat awal muncul, FPI tidak ikut bergerak aktif di ranah politik, tapi di wilayah yang disebut sebagai amar ma'ruf nahi munkar.

"Coba jawaban awal-awal dia bergerak tidak di ranah politik, tapi di ranah yang disebut dengan amar ma'ruf nahi munkar, sweeping-sweeping tempat hiburan dan berbagai macam tempat yang disebut tempat maksiat," ucap Abdul Mu'ti.

Dia mengakui kalau dulu bisa A dengan Habib Rizieq beberapa saat.

Abdul Mu'ti menilai Habib Rizieq sebagai sosok yang lembut dan enak untuk diajak bicara.

"Saya bisa diandalkan dengan Habib beberapa saat, Habib ini sebenarnya orangnya lembut. Orangnya itu enak diajak bicara, jadi tidak segarang kalau sedang pidato," katanya.

Dilanjutkannya, bahwa jika secara pribadi, Habib Rizieq merupakan orang yang damai.

Dia juga menduga FPI digunakan oleh sosok yang memiliki kekuatan besar sehingga gerakannya mulai berubah.

"Secara pribadi interaksi ya orangnya itu damai. Tetapi, memang mungkin karena beliau ini tulus, mungkin ya saya digunakan oleh kekuatan besar yang kita tidak tahu, yang kemudian orientasi gerakannya mulai berubah," ujar Abdul Mu'ti.

Dia menandaskan ketika awal-awal berdiri FPI tidak pernah membicarakan perihal politik, belakangan kemudian berbicara mengenai politik. *** cirebon.pikiran-rakyat.com/Aliyah

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah