Gelombang PHK Massal Segera Menerjang Indonesia, Jumlah Kemiskinan dan Kejahatan Bisa Ikut Meningkat

7 November 2020, 14:20 WIB
Ilustrasi Buruh: Resesi mulai memperlihatkan dampak terburuknya. Sejumlah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal mulai tampak menghantam di beberapa daerah. /pixabay/picagent/

POTENSIBISNIS - Resesi mulai memperlihatkan dampak terburuknya. Sejumlah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal mulai tampak menghantam di beberapa daerah.

Kemungkinan besar gelombang PHK massal ini akan menyapu sejumlah kawasan secara merata dalam waktu dekat ini.

"Nah gelombang ketiga PHK ini akan merata di hampir semua sektor, termasuk perdagangan, transportasi, dan bisnis properti," jelas Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira dilansir CNBC Indonesia sepeti dikutip dari RRI pada Sabtu, 7 November 2020.

Baca Juga: BLT Tahap 2 Subsidi Gaji Pekerja Cair: Segera Cek Nama Anda, Simak Caranya Lengkap di Sini

Dalam beberapa bulan terakhir, Bhima merinci, telah terjadi dua gelombang PHK di tahun ini.

Gelombang pertama adalah waktu PSBB pertama, di mana sektor pariwisata, perhotelan, dan restoran terdampak.

Disusul gelombang kedua menyapu sektor industri manufaktur dan retail pada pertengahan Juni-Juli 2020.

Baca Juga: Dampak Nyata Pilpres AS, Kasus Covid Meningkat Disusul Dolar Melemah

Kemiskinan dan kriminalitas

Dengan terjadinya gelombang PHK massal ini, kekhawatiran lain muncul adalah angka kemiskinan dan kriminalitas.

Sedikit persediaan cash, akan membuat masyarakat rentan miskis, dan bagi yang sudah tertekan akan timbul masalah baru, yakni aksi kejahatan.

Jika ingin angka pengangguran dan kemiskinan ini cepat ditanggulangi, Bhima menyarankan pemerintah harus segera bertindak cepat dengan memberikan bantuan.

Baca Juga: Perwira Marinir jadi Korban Jambret di Jakarta Sudah Diincar Tersangka, 2 Orang Diamankan Polisi

Ancaman terbesar yang pernah dialami Indonesia adalah kasus krisis ekonomi 1998.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3.49 persen (year on year/yoy).

Dengan begitu, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi, setelah pada kuartal II-2020 ekonomi RI juga terkonstraksi alias negatif.

Pengangguran bertambah
 
Jumlah pengangguran di Indonesia terus meningkat. Meski sudah diprediksi jauh-jauh hari, namun pemerintah belum bisa menekan angka tersebut, terlebih saat Pandemi Covid-19.

Pada Februari 2020, jumlah pengangguran tercatat 6,9 juta orang. Hal itu akan bertambah sekitar 2,1 juta pekerja akibat Covid-19.

Terbaru pada periode Agustus 2020, angka penggangguran meningkat pesat hingga mencapai 9,77 juta orang.

Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), angka itu naik sebanyak 2,10 juta orang dibandingkan pada Agustus 2019 lalu.

Kenaikkan angka pengangguran tersebut diakui Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sudah diperkirakan.

Dia berasalan naiknya angka pengangguran cukup tinggi karena pandemi Covid-19 berdampak sangat kuat bagi ketenagakerjaan.

"Jadi bisa dihitung, 6,9 ditambah dengan 2,1, jadi kira-kira memang angkanya sesuai dengan yang kita prediksi sekitar 9,7 juta pengangguran kita. " jelas Ida pada Jumat, 6 Oktober 2020.***

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler