Sejarah Hari Malaria Sedunia yang Diperingati Tiap Tanggal 25 April

25 April 2021, 06:10 WIB
Hari malria sedunia diperingati setiap tanggal 25 April, berikut sejarahnya yang tidak diketahui banyak orang /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

POTENSI BISNIS - Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April.

Hari Malaria Sedunia merupakan peringatan tahunan yang diadakan setiap tanggal 25 April.

Tujuan dari peringatan hari malaria sedunia adalah untuk terus meningkatkan upaya global dalam mengendalikan penyakit malaria.

Peringatan ini diadakan pertama kali pada tahun 2001 dan awal peringatannya adalah Hari Malaria Afirka, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica.

Baca Juga: 20 Besar Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi Scimago, Selamat UIN Bandung Menempati Ranking 2

Acara peringatan tesebut dirayakan sejak tahun 2001 oleh pemerintah Afrika.

Perayaan tersebut bertujuan untuk mengendalikan malaria dan mengurangi jumlah kematiannya di negara-negara Afrika

Pada Tahun 2007 pada sesi ke 60 dari Majelis Kehehatan Dunia yang dimana pertemuan tersebut didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengusulkan agar Hari Malaria Afrika diubah namanya menjadi Hari Malaria Dunia untuk mengakui keberadaan malaria di negara-negara yang ada di seluruh dunia dan untuk membawa kesadaran agar seluruh dunia melawan penyakit ini.

Penyakit Malaria ini ada di lebih dari 100 negara yang ada di seluruh dunia, dan sekitar 900.000 orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya.

Baca Juga: 20 Besar Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi Scimago, Selamat UIN Bandung Menempati Ranking 2

Namun, malaria dapat dicegah dengan penggunaan obat-obatan dan tindakan pencegahan lainya, seperti menggunal kelambu berisektisida dan penyemprotan insektisida dalam ruangan.

Pada Hari Malaria Sedunia yang pertama, Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, menekankan perlunya  untuk meningkatkan ketersediaan kelambu, obat-obatan, fasilitas kesehatan umum, dan tenaga kesehatan yang terlatih bagi orang-orang di wilayah dunia yang terkena dampak.

Ban saat itu menantang program inisiatif global seperti Bill & Melinda Gates Foundation, Roll Back Malaria Partnership, dan Global Fund for AIDS, Tuberculosis, dan Malaria, dengan menyatakan bahwa dia mengharapkan akses universal seperti itu akan tersedia pada akhir tahun 2010 .

Seruan untuk bertindak tersebut mendorong pembetukan rencana Aksi Malaria Global (GMAP), dimana sebuah strategi terpadu dan agresif untuk dirancang mengurangi kejadian malaria diseluruh dunia.

Tiga komponen dari strategi ini adalah pengendalian, eliminasi, dan penelitian. 

Dalam Penelitian tersebut untuk mengembangkan obat-obatan baru dan pendekatan baru untuk pencegahan merupakan dasar dari upaya-upaya yang ditunjukan untuk memberantas malaria dan melakukan pengendaliannya dari daerah yang terkena dampak parah akibat malaria.

Tujuan jangka panjang dari rencana tersebut adalah pemberantasan penyakit secara global pada tahun 2015.

Namun, kemajuan menuju tujuan ini melambat secara signifikan karena pendanaan dan perawatan kesehatan yang tidak memadai, terutama di daerah yang sulit dijangkau, yang memiliki proporsi kasus tertinggi. 

Pada tahun 2019, tingkat infeksi di tempat-tempat dengan beban malaria terbesar sebagian besar tetap tidak berubah, dan analisis tren global dalam kejadian malaria menunjukkan bahwa pemberantasan dapat dicapai pada tahun 2050.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Persib vs Persija Leg 2 Final Piala Menpora 2021 pada Minggu Malam

Selain mempertemukan beberapa lembaga internasioal dan lembapenelitian untuk membahas kemajuan GMAP, Hari Malaria Sedunia juga memberikan kesempatan kepada organisasi kesehatan dan ilmuwan untuk mengkomunikasikan informasi tentang penyakit dan tentang upaya penelitian terkini kepada masyarakat. *** 

Editor: Rahman Agussalim

Tags

Terkini

Terpopuler