Habib Rizieq di Mata AM Hendropriyono, dari Tudingan Radikalime hingga Puji-puji Komunis China

27 Desember 2020, 07:00 WIB
AM Hendroproyono /@hendropriono/

POTENSIBISNIS - AM Hendropriyono menyebut ormas Front Pemebela Islam (FPI) memiliki visi misi yakni, penerapan Islam secara kaffah di bawah naungan khilafah Islamiyah, melalui pelaksanaan dakwah, penegakan hisbah dan pengawalan jihad.

Hal itu dijelaskan oleh Mantan Kepala BIN tersebut di acara Karni Ilyas, belum lama ini.

Dia pun mengatakan, oposan pemerintah dari golongan agamis tidak lagi berpikir mundur.

Baca Juga: Risma Berencana akan 'Bawa' Beberapa Orang dari Surabaya Gabung Kemensos

Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono menuding Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS) memiliki agenda.

Hal itu diungkap Hendropriyono di acara kepada Karni Ilyas secara gamblang.

Dia mengaku sudah sejak lama mengikuti diskursus yang dilakukan beserta para pengikutnya di Front Pembela Islam (FPI).

Menurutnya, HRS terindikasi mengingkari ideologi Pancasila dengan bukti pidato jadi patokan.

Baca Juga: Calon Kapolri Diduga Kuat ke Salah Satu Nama, Berikut Profil Sosok Pengganti Irjen Idham Azis

Tak hanya itu, Hendropriyono menyebut ormas FPI memiliki visi misi yakni, penerapan Islam secara kaffah di bawah naungan khilafah Islamiyah, melalui pelaksanaan dakwah, penegakan hisbah dan pengawalan jihad.

"Ini karena saya ikuti dari berbagai pidatonya yang bersangkutan sendiri (HRS) sama pengikut-pengikutnya, arahnya sudah ingin mengingkari Pancasila."

"Jadi ingin merubah jadi syariah," kata Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer ini dalam tayangan video pada kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu 26 Desember 2020.

Di matanya, HRS masih abu-abu, tidak bisa mencontohkan negara Khilafah apa yang dicita-citakan.

Bahkan, ia mengaku siap memberi penjelasan materi secara akademik suatu saat nanti.

"Begini, kan ada contoh dulu (Khilafah), tapi dulu juga enggak sama dengan yang dirumuskan mereka."

"Panjang deh ceritanya. Kalau mau merumuskan secara akademik, saya juga bisa ngomong kapan-kapan, panjang itu," tuturnya.

Dia menilai, konsep Khilafah yang digaungkan HRS dan FPI, antara bukti dan implementasinya sudah tidak sama.

Dia pun meminta oposan pemerintah dari golongan agamis tersebut tidak lagi berpikir mundur.

"Juga sudah enggak laku juga. Jadi ini zaman sudah berubah, jangan balik mundur teruslah. Kita ke depan saja. Kita sudah Pancasila," ucapnya.

Ia mengatakan, hal yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah konsistensi untuk mencapai stabilitas, keamanan dan kesejahteraan rakyat.

Setingkat Uni Soviet yang sangat besar saja, menurutnya, bisa rontok karena faktor inkonsistensi.

Namun, ia memuji China yang konsisten, secara teguh kokoh dengan ideologi komunisme.

Karena konsistensinya itu, menurut dia, maka tak heran apabila Negeri Tirai Bambu saat ini sudah mencapai kemajuan.

"Kalau dulu kita bilang, enggak bener komunis. Tapi dia konsisten pegang, dia maju. Kita kan tidak konsisten, itu saja," ucapnya.

“Jadi kalau HRS masih saja berkobar-kobar mengibarkan radikalisme, radikal di sini konotasinya yang menyukai kekerasan, anarkisme, dan ini juga akan subur kalau tanahnya subur,” pungkasnya.

Hendropriyono menjelaskan, tanah yang subur bagi radikalisme adalah masyarakat yang mabuk agama.

“Tanah yang subur untuk radikalisme adalah, masyarakat yang mabuk agama,” tandasnya.

Seolah tahu pernyataannya soal 'mabuk agama' menimbulkan tanya, lewat cuitan di akun Twitter pribadinya, Hendro menjelaskan maksud dari kalimat tersebut.***

Editor: Awang Dody Kardeli

Tags

Terkini

Terpopuler