Kenapa BLT Dihapus? Mensos Risma Beri Alasan Terkait Pesan Presiden Jokowi untuk Hal Ini

25 Desember 2020, 06:30 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini/Instagram/@tri.rismaharini /


POTENSIBISNIS - Bantuan langsung tunai (BLT) di hapus oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma.

Bantuan sosial (bansos) yang dikucurkan kementeriannya, dikepemimpinannya nanti semua akan menggunakan teknologi informasi.

Hal tersebut merupakan upaya Menteri Sosial Risma untuk menghindari penyelewengan. Hal itu disampaikannya, setelah melakukan serah terima jabatan dari Plt Mensos, Muhadjir Effendy pada Rabu, 23 Desember 2020.

Baca Juga: Soal Pencopotan Terawan sebagai Menkes, Politikus Partai Demokrat Tiba-tiba Komentari Hal Ini

Oleh karena itu, Risma pun mengingatkan jajarannya, agar dapat bekerja secara efisien terutama dalam penglolaan anggaran yang mencapai 1,3 triliun untuk memperbaharui data DTKS.

"Kita tidak akan ada bantuan kas, jadi bantuan langsung tunai (BLT) kita akan hapus semuanya menggunakan transaksi online," kata Risma.

Selain itu, Risma mengatakan, ingin mempelajari dulu masalah yang ada di Kementerian Sosial.

Baca Juga: Menteri Agama Gus Yaqut Singgung Ketakutan Jika Hal Ini Terjadi

"Saya tadi kaget, 1,3 triliun untuk data DTKS, waduh mati saya bilang, kalo tidak hati-hati," kata Risma, dikutip PotensiBisnis.com dari kanal YouTube Kemensos RI.

Sebab itu, dirinya mengajak jajaran Kemesos untuk memikirkan bagaimana bisa membuat dan mengevaluasi data dengan efisien.

Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu pesan Pak Jokowi kepada dirinya untuk menuntaskan penyaluran bansos baik di akhir tahun maupun di awal tahun.

Baca Juga: Rizky Billar ke Tangerang Bersama Orangtua, Lesty Kejora Resmi Dilamar?

"Pemutakhiran data DTKS, dan realisasi anggaran awal tahun itu penting untuk menggerakkan roda perekonomian," sambung Risma.

Oleh sebab itu, dirinya akan memberikan perhatian kepada penguatan perekonomian.

"Jadi tidak perlu ketemu dengan siapapin, dan uang itu akan dikelola secara transparan. Kami menggunakan Teknologi dan Informasi, sehingga bisa dilihat siapapun," sambung.

Ke depan, dirinya akan memaksimalkan Teknologi dan Informasi, sehingga semua bisa terpadu.

Baca Juga: Heboh! saat Pamer SIM C Terkuak Ini Ternyata Nama Asli Anya Geraldine

Dirinya menuturkan, untuk membenahi masalah pendataan di Kementerian Sosial (Kemensos) itu tidak membutuhkan waktu yang lama.

"Kalau pengalaman saya, membetulkan data asal tidak ada inputan yang baru tiu cepat sekali," kata dia.

Dirinya menerangkan, akan menggandeng pihak ketiga, yaitu Perguruan Tinggi sebagai evaluator dalam mempermudah kebijakan-kebijakan yang akan diambil selama dirinya menjabat sebagai Mensos.

"Sebetulnya belum tahu krusialnya, tapi dengan sistem teknologi da informasi asal inputnya masuk, itu cepat sekali," ujarnya.

Risma pun mencotohkan, berapa yang meninggal dengan TI itu langsung gugur, kemudian berapa yang masuk, permasalahannya berapa yang masuk.

"Kita akan kerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk mengecek itu, kami bukan tak percaya, tapi perlu ada pengawasan," tuturnya.

Politisi PDIP itu sangat percaya diri, semua data-data bisa disinkronkan dengan data kependudukan.

Namun semua itu, kata dia bisa lebih cepat bila daerah juga bisa cepat melakukan pembaruan data.

"Makanya kita kebut, sebetulnya dengan program elektronik kita akseskan dengan kependudukan itu, mereka akte kematian, data kematian. Data itu bisa sinkron. Seringkali mereka pindah akalu bisa updating data di daerah lebih cepat maka kami bisa lebih cepat," kata Risma.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler