Jumat 'Keramat', Istana akan Dikepung Pendemo, Amien Rais Kirim Peringatan untuk Jokowi

17 Desember 2020, 20:45 WIB
Kolase potret Presiden Jokowi (kiri) dan politisi Partai Ummat Amien Rais. /Dok. YouTube Sekretariat Presiden dan Amien Rais Official.//

POTENSIBISNIS - Jumat, 18 Desember 2020, massa unjuk rasa akan mengepung Istana Negara Jakarta.

Aksi yang akan disuarakan saat unjuk rasa nanti adalah menuntut agar kasus penembakan terhadap enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) diusut tuntas.

Mereka yang berdemo adalah elemen masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI.

Baca Juga: Ngeri! Kecelakaan Tol Cipali, Banyak Korban Berakhir di Kolong Truk, KNTK Ungkap Fakta Ini

Baca Juga: Dua Ulama NU Masuk The Top 50 Muslim Berpengaruh di Dunia

Sebelum aksi Jumat, tokoh nasional, Amien Rais menyatakan ingin bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami akan minta waktu untuk ketemu pak Jokowi, langsung ke jantungnya kekuasaan. Jadi jangan takut," ujar Amien saat ditemui wartawan di Senayan, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020.

Kepada Presiden Jokowi, Amien meminta atraksi politik yang ada saat ini dihentikan.

Dia menilai, apa yang dilakukan pemerinta saat ini akan membelah bangsa Indonesia.

Baca Juga: Soal Demo Bebaskan Habib Rizieq Shihab, MUI: FPI Harus Beretika

Baca Juga: Artis TA 'Digarap' 4 Muncikari? Polisi Ungkap Statusnya

Selain itu, Amien menyoroti politik dan bisnis Indonesia terlalu condong dengan Beijing (China).

Untuk rencana unjuk rasa, Amien mengaku usianya tak lagi muda.

Dia percaya, aksi tersebut hanya akan diikuti oleh aktivis yang lebih muda.

"Oh saya kira soal itu sudah cukup ya. Saya sudah sepuh ya," kata Amien dikutip dari Antara.

Baca Juga: Dana Desa Rp47,25 Triliun, Gus Menteri: Genjot Kades agar Cepat Direalisasikan

Baca Juga: Tiba Tiba Polda Metro Jaya Imbau Hindari Kawasan Istana Merdeka, Ada Apa?

Meski begitu, ia tetap mempersilahkan aksi digelar. Hanya saja, mantan pendiri PAN ini meminta agar demonstrasi tersebut dilakukan dengan baik secara konstitusional.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, akan ada aksi masyarakat di depan Istana Negara, Jakarta pada Jumat 18 Desember 2020.

Di sisi lain, Polda Metro Jaya belum mengeluarkan izin menggelar keramaian di tengah pandemi Covid-19.

Pecah belah

Amien Rais melontarkan permintaan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Politisi senior itu meminta Jokowi tidak lagi melakukan politik yang menimbulkan bangsa terpecah belah.

Selain itu, Amien Rais pun menawarkan kepada Jokowi untuk mundur dari jabatannya atau melakukan rekonstruksi ulang negara.

Semuanya itu dilontarkan pendiri Partai Ummat ini saat konfrensi pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis 17 Desember 2020.

Permintaan dan penawaran Amien itu tampaknya memicu polemik hingga mendapat respons dari mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Mundur!

Pikiranrakyat-Depok.com, melalui satu cuitan di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 dan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Ferdinand mempertanyakan ulang perihal kata kunci yang Amien Rais sebutkan yakni 'mundur' dan 'rekonstruksi negara'.

“Hahaha Mundur? Rekonstruksi Negara?,” ujar Ferdinand.

Secara tegas, Ferdinand mengingatkan Amien Rais bahwa saat dirinya menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu terdapat berbagai amandemen terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Bapak ini apa lupa, di zaman dia lah UUD 1945 di Amandemen hingga merubah banyak tatanan bernegara kita,” ujarnya.

Engga usah macam-macam

Selanjutnya, Ferdinand menyarankan agar Amien Rais untuk tidak lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan bernada ancaman.

Pak, engga usah ancam-ancam gitu deh, Anda sekarang bukan siapa-siapa,” ucap Ferdinand tegas.

Tidak hanya itu, Ferdinand juga menganjurkan agar Amien Rais mencoba untuk melengserkan seorang kepala desa terlebih dahulu sebelum meminta Jokowi untuk turun dari jabatannya.

Tangkap layar twitter Ferdinand mengomentari Amein Rais. /Twitter@erdinandHaean3

Coba uji kemampuan mundurin kepala desa, pasti tak mampu,” katanya mengakhiri.

Hahaha Mundur? Rekonstruksi Negara?

Bapak ini apa lupa, di zaman dialah UUD 1945 di Amandemen hingga merubah banyak tatanan bernegara kita.

Pak, ngga ush ancam2 gitu deh, anda skrg bkn siapa2. Coba uji kemampuan mundurin kepala desa, pasti tak mampu..***

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Tags

Terkini

Terpopuler