Mengutip buku Al-Islam oleh Said Hawwa, Malik bin Amir Abu Athiyyah pernah berkata kepada Aisyah RA: "Ada dua orang di antara kami, yang satu menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, dan yang satunya lagi mengakhirkan berbuka puasa dan menyegerakan makan sahur."
Aisyah berkata, "Siapa di antara mereka berdua yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?" Aku menjawab, "Abdullah bin Mas'ud." Ia berkata, "Seperti itulah yang dahulu dikerjakan oleh Rasulullah." (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, & Ibnu Majah)
Rasulullah meriwayatkan dalam sabdanya dari Sahl bin Sa'ad:
لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya: "Manusia selalu dalam keadaan baik selama mereka segera berbuka (bila waktunya telah tiba)." (HR Bukhari)
Baca Juga: Jangan sampai Terlewatkan, Berikut Niat Puasa Ramadhan, Arab, dan Latin
Peran Takjil dalam Meningkatkan Kebersamaan dan Kekeluargaan
Ramadhan 2024 menjadi momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan.
Takjil Ramadhan tidak hanya berfungsi sebagai pengisi perut, namun juga sebagai simbol dari kehangatan dan persaudaraan.
Moment berbuka puasa dengan takjil menjadi kesempatan bagi keluarga dan komunitas untuk berkumpul, berbagi, dan menikmati waktu bersama, menguatkan ikatan sosial dan kekeluargaan.
Takjil Ramadhan dan Keberagaman Kuliner
Di Indonesia, takjil Ramadhan juga mencerminkan keberagaman budaya dan kuliner.