Lailatul Qadar Pertama, Cerita Keberangkatan Nabi Muhammad Ke Gua Hiro

- 4 Mei 2021, 14:38 WIB
Umat Islam berdesakan mengunjungi Gua Hira tempat pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT berupa Alquran melalui Malaikat Jibril
Umat Islam berdesakan mengunjungi Gua Hira tempat pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT berupa Alquran melalui Malaikat Jibril /Kabar Banten/Maksuni Husen/

POTENSI BISNIS – Pada bulan Ramadhan 1442 tahun yang lalu, seorang pemuda mendaki gunung untuk mencari tempat perlindungan.

Dia adalah seorang pria muda, tegap, rambutnya yang bergelombang lembab karena aktivitasnya di tengah panas gurun dan tetesan keringat keluar dari dahinya seperti mutiara yang berkilauan.

Lelaki itu memiliki wajah yang cerah, yang akan bersinar seperti bulan purnama saat dia tersenyum. Pria ini adalah Muhammad bin Abdullah.

Baca Juga: 4 Amalan Malam Lailatul Qadar yang Bisa Dilakukan, Berikut Tanda-tanda dan Keistimewaanya

Dia meninggalkan kaumnya selama beberapa hari, mungkin beberapa pekan, dia membawa makanan dan minuman bersamanya, karena dia tidak bermaksud meninggalkan kesendirian untuk beberapa waktu.

Faktanya, dia adalah kesayangan orang-orang Makkah, cucu dari salah satu kepala suku yang terhebat, suami dari salah satu pengusaha wanita terkaya dan terkuat di komunitas pedagang.

Kala itu, dia berada di tengah gurun, bermil-mil jauhnya dari peradaban mana pun. Ia berusaha mengambil jarak agar bisa melihat dengan jelas kondisi masyarakat Quraish yang terperangkap di labirin perjudian yang keterlaluan, dan perseteruan suku yang tak ada habisnya.

Ia sedih karena eksploitasi anak yatim, orang miskin, yang tidak berdaya, ngeri dengan penguburan umum anak perempuan yang baru lahir, penganiayaan terhadap wanita, penghancuran martabat mereka.

Dia mencari sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang tampaknya di luar jangkauannya. Dia mencari Tuhan.

Akhirnya, dia mencapai tujuannya. Di sinilah, dalam naungan gua Hiro yang sejuk, dikelilingi oleh batu padat, pasir berbisik, dan langit tak berujung, dia merasakan kedamaian pikiran dan ketenangan jiwa.

Dia menundukkan kepalanya dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan, sejuta pertanyaan mengalir di benaknya, hatinya sakit untuk kerabatnya yang telah hilang, ia berseru untuk apa yang akan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang mereka timbulkan pada diri mereka sendiri.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Rabu 5 Mei 2021: Leo, Aquarius, Taurus Hati-hati dalam Hal Investasi

Jawabannya muncul, tiba-tiba, secara mengejutkan. Malaikat Jibril, perkasa dan besar, dengan lebih dari enam ratus sayap yang membentang di cakrawala sejauh yang bisa dilihat.

“Baca baca!” Perintah itu dari Tuhan, jawaban untuk refleksi, pencarian, doa berbulan-bulan lamanya. Tapi Muhammad ketakutan, dia tidak mengerti.

“Saya tidak bisa membaca!” ia menangis, karena ia buta huruf, namun Malaikat Jibril mencengkeramnya begitu erat sehingga ia merasa tulangnya seolah-olah akan hancur.

“Baca baca!” datang perintah itu sekali lagi.

“Saya tidak bisa membaca!” dia memprotes, dan sekali lagi dia dipeluk oleh anggota tubuh malaikat, luar biasa dan tak tertahankan.

“Baca baca!” Ketiga kalinya, dan kali ini dia menangis, karena hatinya penuh dan dia merasa seperti yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia menyerahkan dirinya pada perintah Tuhannya.

“Apa yang harus saya baca?”

Baca Juga: Lakukan 5 Prinsip Bisnis Ini Ala Sahabat Nabi Muhammad, Utsman bin Affan

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,…”

Peristiwa itu terjadi pada malam Lailatul Qadar.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Quran pada malam qadar.

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.***

Editor: Babah Pram

Sumber: About Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x