Perlu Diketahui, Ini Penjelasan Terkait Isra Miraj dalam Pandangan Imu Pengetahuan

- 10 Maret 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi Isra Miraj.
Ilustrasi Isra Miraj. / /Pixabay/john peter

Baca Juga: Tak Bisa Dampingi Persib, Rasa Ini yang Diucap Ridwan Kamil

Agar ia (Muhammad) menyaksikan sebagian tanda-tanda kebesaran Kami yang menunjukkan kekuasaan Allah -Subḥānahu-, karena sesungguhnya Dia Yang Maha Mendengar; tidak ada yang tersembunyi dari-Nya segala sesuatu yang terdengar, lagi Maha Melihat; tidak ada yang tersembunyi dari-Nya segala sesuatu terlihat.

Menurut Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA menyatakan, bahwa dalam studi Islam dapat digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan rasional-spikulatif-idealistik dan pendekatan rasional-empirik.

Pendekatan pertama adalah pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang digunakan terhadap teks-teks yang terkait dengan masalah yang bersifat metafisik, termasuk dalam hal ini adalah peristiwa mi’raj nabi Muhammad saw.

Baca Juga: Kerap Merasa Gundah? Ini 5 Tips Menjadi Sahabat bagi Diri Sendiri

Dari Masjidil Aqsha ke Sidrat al-Muntaha yang tidak membutuhkan jawaban empirik karena keterbatasan rasio manusia;

kedua adalah pendekatan scientific (keilmuan), yaitu pendekatan terhadap teks-teks yang terkait dengan sunnatullah (ayat-ayat kauniyah), teks-teks hukum yang bersifat perintah dan larangan dan sejarah masa lampau umat manusia.

Mi’raj Nabi Muhammad saw. dari Masjid al-Aqsha ke Sidrat al-Muntaha pada 27 Rajab dalam waktu yang amat cepat merupakan peristiwa spektakuler yang mengundang reaksi keras dari kalangan kafir Quraisy saat itu, bahkan hingga sekarang.

Ada yang mengatakan peristiwa itu terjadi dalam mimpi, bukan dalam alam nyata, atau terjadi pada diri Muhammad dengan ruhnya bukan jasadnya.

Kaum empiris dan rasionalis boleh mempersoalkan dan menggugat dengan sejumlah sanggahan:

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah