Tempatnya berada di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta yang menjadi saksi sejarah berkumpulnya 30 organisasi perempuan yang terdiri dari 12 kota di Jawa dan Sumatra.
Dari hasil kumpulan tersebut maka terbentuklah Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (kowani).
Sebenarnya kalau melihat kembali sejarah banyak pejuang-pejuang wanita seperti Cut Mutia, R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Walanda Maramis Nyai Ahmad Dahlan, Rangkayo Said dan lain-lain yang secara tidak langsung merintis organisasi tersebut.
Baca Juga: Pilkada 2020 Usai, Perselisihan Ke MK Dimulai, Berikut Daftar Sengketa Yang Akan Diurai
Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938.
Sedangkan puncak kemeriahan peringatan Hari Ibu adalah pada peringatan yang ke 25 di tahun 1953.
Tak kurang dari 85 kota di Indonesia mulai dari Meulaboh sampai Ternate merayakan peringatan Hari Ibu secara meriah.
Baca Juga: Juliari P Batubara Lolos Hukuman Mati, Sebab KPK Kenakan Pasal Ini
Presiden Soekarno telah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia saat ini lebih kepada ungkapan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu.