POTENSI BISNIS - Makanan cepat saji berkalori tinggi mungkin bukan pilihan sehat.
Namun, apabila dikonsumsi setiap hari secara berlebihan dapat meningkatkan efek buruk bagi kesehatan.
Hampir semua orang mengetahui bahwa makanan cepat saji (fast food) kurang menyehatkan.
Sebagaimana dikutip PorensiBisnis.com dari laman PMJ News. Simak selengkapnya.
Berikut 5 efek samping jika mengonsumsi fast food dalam porsi besar secara rutin, di antaranya:
1. Tingkatkan risiko diabetes tipe 2
Sebuah studi review yang dipublikasikan menemukan, mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali sepekan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan kematian akibat penyakit jantung koroner.
Jika Anda menderita pradiabetes, mengonsumsi makanan cepat saji tidak akan memberikan pola makan seimbang yang diperlukan termasuk mengisi separuh piring dengan sayur-sayuran.
2. Berpotensi kekurangan nutrisi
Jika mengonsumsi banyak fast food, Anda mungkin kehilangan nutrisi penting.
Pedoman Diet untuk Orang Amerika 2020-2025 mengidentifikasi empat nutrisi yang kurang dikonsumsi oleh semua orang Amerika, yaitu kalsium, serat, vitamin D dan potasium.
3. Berat badan bertambah
Jika Anda melihat pilihan di restoran cepat saji, makan burger, kentang goreng, dan soda dapat menambah setidaknya 1.000 kalori atau lebih dalam satu kali makan.
Mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuh setiap hari, dapat menyebabkan penambahan berat badan.
4. Meningkatkan risiko stroke
Mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan jelas dapat melampaui batas tersebut.
Dengan berjalannya waktu, asupan natrium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
5. Tingkatkan kadar kolesterol
Salah satu masalah makan di sebagian besar restoran cepat saji adalah jumlah lemak jenuh yang bertambah dalam satu kali makan.
Berdasarkan pola makan 2.000 kalori, batas maksimal lemak jenuhnya adalah 22 gram per hari.
Telah diketahui bahwa asupan lemak jenuh yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan kolesterol LDL (atau kolesterol jahat). Pedoman Diet 2020-2025
Pedoman Diet 2020-2025 merekomendasikan tidak lebih dari 10 persen total kalori Anda berasal dari lemak jenuh karena alasan ini.***