Bahaya Vape: Penelitian Terbaru Ungkap Dampak Negatif pada Sistem Kekebalan Tubuh

17 September 2023, 14:30 WIB
Bahaya Vape: Penelitian Terbaru Ungkap Dampak Negatif pada Sistem Kekebalan Tubuh /

POTENSI BISNIS - Rokok elektrik atau vape, yang pada awalnya dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dari merokok tembakau, kini semakin banyak menjadi perhatian penelitian medis dan pemerintah di berbagai negara.

Beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Perancis, dan Selandia Baru bahkan telah mulai melarang penggunaannya, seiring dengan kekhawatiran tentang dampak kesehatan jangka panjang.

Salah satu dampak yang ditemukan dalam penelitian terbaru adalah potensi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh atau imunitas.

Baca Juga: Cinta Tanpa Karena: Mampus! Kini Rencana Ghani Terbongkar, Baskara Siap Hidup Bahagia dengan Nuna dan Sava

Ilmuwan telah memperingatkan bahwa penggunaan vape dapat mengurangi aktivitas sel-sel kekebalan yang disebut neutrofil, bahkan tanpa mempertimbangkan kandungan nikotin yang mungkin memiliki efek kesehatan jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti di University of Birmingham, Inggris, memfokuskan pada pengaruh paparan langsung uap yang mengandung nikotin dan uap bebas nikotin pada neutrofil.

Neutrofil adalah jenis sel kekebalan tubuh yang berperan dalam melindungi paru-paru dengan melakukan perjalanan dari darah ke area yang mungkin mengalami kerusakan dan melaksanakan tugas pencegahan yang penting.

Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Doa agar Hutang Cepat Lunas dari Ustadz Adi Hidayat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tubuh yang sehat, neutrofil berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh.

Namun, ketika neutrofil terpapar uap rokok elektrik, meskipun sel-sel tersebut tetap hidup dalam waktu singkat dan dalam tingkat rendah, mereka tidak lagi mampu bergerak secara efisien dan tidak dapat menjalankan peran pertahanan mereka seperti biasanya.

Menariknya, hasil ini menunjukkan bahwa uap dari e-liquid tanpa nikotin memiliki dampak yang sama dengan uap dari e-liquid yang mengandung nikotin.

Baca Juga: Cinta Tanpa Karena: Sava Mengkhawatirkan Kondisi Ghani, Kini Baskara Galau Mikirin Anaknya

Oleh karena itu, potensi dampak negatif pada mobilitas neutrofil menjadi perhatian yang sangat serius, dan para peneliti memperingatkan bahwa mereka yang menggunakan rokok elektrik secara rutin berisiko lebih tinggi terkena penyakit pernapasan.

Dr. Scott, seorang profesor ilmu pernapasan di University of Birmingham, menggarisbawahi pentingnya mendanai penelitian jangka panjang mengenai penggunaan vape.

Ia menyatakan bahwa data mereka menambah bukti terkini bahwa rokok elektrik tidak bersifat aman, dan hal ini mendorong perlunya penelitian lebih lanjut tentang dampak kesehatan jangka panjang dari penggunaan vape.

Baca Juga: Cinta Tanpa Karena: Pertanda Buruk, Sava Mimpi Ghani Meninggal, Nuna Nekat Menemuinya ke Rumah Sakit

"Rokok elektrik terbukti memiliki dampak yang lebih rendah untuk membantu perokok berhenti merokok, tapi data kami menambah bukti terkini bahwa rokok elektrik tidak berbahaya dan menyoroti perlunya mendanai penelitian jangka panjang pada pengguna vape," kata Dr Scott dikutip PotensiBisnis.com dari PMJ News.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun vape telah menjadi alternatif yang populer bagi beberapa perokok, ada potensi risiko yang serius terkait dengan penggunaannya.

Dengan penemuan ini, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami dampak negatif yang mungkin timbul dari vape dan mempertimbangkan pilihan kesehatan yang lebih aman.

Selain itu, pemerintah dan peneliti terus memantau perkembangan penelitian ini untuk membantu menginformasikan kebijakan kesehatan yang tepat terkait penggunaan vape.***

Editor: Aria Gumilar

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler