Penjelasan Jamur Bisa Melawan Penyakit Usia Lanjut

2 Mei 2022, 13:05 WIB
Ilustrasi wanita. Ketika tubuh menggunakan makanan untuk menghasilkan energi menyebabkan tekanan oksidatif, karena beberapa radikal bebas diproduksi. /

POTENSI BISNIS - Belum banyak diketahui jika jamur bisa melawan penyakit usia lanjut.

Dilansir lama Indian Express, para peneliti mengatakan, bahwa penelitian di masa depan dapat melihat peran ergothioneine dan glutathione dalam mengurangi kemungkinan penyakit neurodegenerative, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Perlu diketahui jika kandungan dua antioksidan jamur yang sangat tinggi yakni ergothioneine dan glutathione, berpotensi membantu melawan penyakit-penyakit yang muncul seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Tes Psikologi: Anda Sangat Teliti jika Menemukan Seekor Sapi di Antara Kawanan Kucing dalam 5 Detik

Dalam studi dikatakan jika jamur adalah sumber tertinggi antionksidan yang bisa dimanfaatkan untuk "melawan" penuaan.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa, tanpa diragukan lagi, jamur merupakan sumber tertinggi kedua antioksidan ini," kata Robert Beelman, Profesor Emeritus di Pennsylvania State University di Amerika Serikat.

Ketika tubuh menggunakan makanan untuk menghasilkan energi menyebabkan tekanan oksidatif, karena beberapa radikal bebas diproduksi.

Baca Juga: Tes Psikologi: Hanya Orang Teliti yang Bisa Menemukan 1 Guci Berbeda dalam 5 Detik, Apakah Termasuk?

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Food Chemistry menunjukkan bahwa jumlah ergothioneine dan glutathione pada jamur bervariasi menurut spesiesnya.

Jenis jamur yang lebih umum, seperti jamur kancing putih, memiliki lebih sedikit antioksidan.

"Kami menemukan jenis porcini memiliki kandungan yang tertinggi. Spesies ini sangat populer di Italia," kata Beelman.

Baca Juga: Tes Psikologi: Waktu 7 Detik! Coba Temukan Secepat Mungkin Lipstik pada Gambar, Uji Tingkat Konsentrasi Anda

Radikal bebas adalah atom oksigen dengan elektron tak berpasangan yang menyebabkan kerusakan pada sel, protein dan bahkan DNA.

"Ada sebuah teori - teori penuaan radikal bebas - yang sudah lama mengatakan bahwa ketika kita mengoksidasi makanan untuk menghasilkan energi, ada sejumlah radikal bebas yang dihasilkan yang merupakan produk sampingan dari tindakan tersebut dan banyak di antaranya adalah cukup beracun," kata Beelman.

Mengisi ulang antioksidan dalam tubuh dapat membantu melindungi dari stres oksidatif ini.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler