Pemberian ASI Eklusif Bisa Lindungi Bayi dari Paparan Covid-19, Begini Penjelasannya

6 Agustus 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi: Pemberian ASI Eklusif Bisa Lindungi Bayi dari Paparan Covid-19, Begini Penjelasannya.* /Pixabay/AdinaVoicu

POTENSI BISNIS - ASI merupakan hal terpenting yang harus tetap diberikan ibu menyusui bagi buah hatinya.

Apalagi di kondisi pandemi Covid-19 saat ini, banyak sekali ibu meninggal karena terpapar Covid-19.

Maka dari itu, ini menjadi tantangan bagi ibu menyusui untuk tetap memberikan ASI kepada buah hatinya.

Baca Juga: Ciri Wanita yang Siap Akad Nikah Ikatan Cinta Menurut Buya Yahya: Jangan Bayangkan Jebolan Pondok Pesantren

Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi menyampaikan, ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI Ekslusif untuk buah hatinya.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.

''Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,'' kata Wiyarni, dikutip PotensiBisnis.com dari laman Kemenkes, Jumat 6 Agustus 2021.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Besok Sabtu 7 Agustus 2021: Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces Sangat Visioner

Wiyarni menjelaskan, antivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas COVID-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.

"Peningkatan kekebalan tubuh, juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19," ujarnya.

Wiryani mengatakan, bahkam kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.

Baca Juga: Live Streaming Ikatan Cinta 6 Agustus 2021, Elsa dan Ricky Tak Berkutik, Hendak Ditangkap Polisi

''Pada ibu yang telah vaksinasi Covid-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,'' jelasnya.

Wiyarni berharap, pihaknya bisa berikan dukungan dan semangat terhadap ibu menyusui untuk memberikan ASI Eksklusif kepada buah hatinya terus digalakkan terutama saat pandemi Covid-19.

"Karena, selain sebagai sumber makanan utama, ASI juga penting untuk melindungi bayi dari paparan Covid-19," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Jealousy Incarnate dan Link Live Streaming NET TV, Tayang Malam Ini

Menurut Wiyarni, satgas Covid-19 IDAI mencatat hingga akhir Juli 2021 ada sebanyak 447 anak berusia dibawah 1 tahun meninggal akibat Covid-19.

"Di antaranya 16 persen adalah bayi baru lahir, ujarnya.

Maka dari itu, Wiryani menyampaikan aktivitas menyusui tidak boleh terputus kendati ibu menyusui adalah kontak erat maupun telah terkonfirmasi positif Covid-19.

"ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui langsung," ujarnya.

Wiyarni menegaskan, jika seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain.

''Menyusui tidak boleh terputus apapun status ibu. Apabila kondisisnya tidak memungkinkan, ibu yang positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI," jelas Wiyarni.

"Jika ibu masih kuat, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,'' lanjutnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler