Ternyata Teknologi Digital Berdampak Positif bagi Kesehatan

7 April 2021, 11:48 WIB
Ilustrasi Teknologi Digital /Kabar Besuki.com/Pixabay.com

 

POTENSI BISNIS - Teknologi digital berpengaruh besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Hal itu dijelaskan dalam hasil studi The Pulse of Asia yang mengatakan peran teknologi akan memberikan dampak positif untuk kesehatan.

Kerja sama studi dilakukan oleh Prudential Corporation Asia dan sebuah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris, The Economist Intelligence Unit yang menyampaikan jika mayoritas atau 67 persen responden di Indonesia mengatakan aplikasi kesehatan mobile bermanfaat bagi mereka untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan.

 Baca Juga: Wapres Maruf Amin: Teknologi Digital Bantu Masa Sulit Pandemi Covid-19

Untuk meningkatkan kesehatan, terdapat sekitar 68,7 persen responden Indonesia yang akan menggunakan lebih banyak teknologi kesehatan digital pribadi selama tiga tahun ke depan.

President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan sangat penting peran teknologi khususnya di bidang kesehatan.

"Studi The Pulse of Asia - The Health of Asia Barometer lebih jauh mengungkap bagaimana teknologi kesehatan digital semakin memegang peranan penting dalam kehidupan kesehatan kita," ujar Jens, dalam siaran pers pada Senin, 5 April 2021, dikutip dari ANTARA.

Sebenarnya masalah keterbatasan finansial menjadi hal utama bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan akses fasilitas olahraga.

Melihat kesiapan menghadapi krisis akibat kondisi medis, hanya ada 29 persen responden dari Indonesia yang mengaku siap menghadapi tantangan itu.

'Itu hasil yang paling rendah dibanding tingkat kesiapan masyarakat di negara Asia lainnya, menurut studi yang melibatkan 5.000 orang dewasa di 13 pasar di Asia antara Agustus dan September 2020," ujarnya.

 Baca Juga: Laksanakan Perintah Presiden, PUPR Lakukan Ini Tangani Bencana di NTT dan NTB

Di samping itu, studi ini menjelaskan mengenai peran teknologi digital untuk menjawab tantangan serta kesenjangan kesehatan. 

"Karena tingkat penerimaan teknologi kesehatan digital pribadi di Indonesia lebih tinggi dibanding negara Asia lainnya, dengan lebih dari setengah (54,3 persen) responden dari Indonesia terbuka untuk pemanfaatan teknologi ini," kata Jens.

"Hasil itu menunjukkan tingkat penerimaan ini di atas rata-rata tingkat penerimaan masyarakat di Asia yang hanya sebesar 43,9 persen," lanjutnya.

Menurut data APJII yang dirilis di November 2020, sebagian besar masyarakat Indonesia memilih mengakses internet melalui ponsel. 

"Dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 196,7 juta dari total populasi, sebanyak 95,4 persen menggunakan perangkat smartphone untuk mengakses internet," katanya.

Melihat kondisi di tengah pandemi Covid-19 ini, salah satu studi mengatakan jika dibandingkan dengan negara di Asia lainnya, responden di Indonesia paling banyak merasakan stres akibat pandemi Covid-19.

Karena rasa stress ini dipacu oleh tingginya tingkat infeksi dan angka kematian di Indonesia

 Baca Juga: BMKG Prediksi Dampak Siklon Seroja Masih akan Terasa di NTB Hingga Yogyakarta

"Tetapi, adanya rasa stress itu justru membuat masyarakat Indonesia terdorong untuk hidup lebih aktif agar lebih sehat," ujar Jens.

Hal itu dikarenakan 11 persen responden dari Indonesia, lebih sedikit dibanding rata-rata di Asia (sebesar 21,6 persen), yang tidak melakukan upaya apa pun untuk meningkatkan kesehatan mereka. 

Melainkan, mayoritas (42,9 persen) responden Indonesia melakukan setidaknya dua upaya untuk meningkatkan kesehatan mereka; lebih tinggi dari rata-rata dari mayoritas Asia (30,9 persen) yang menjawab hal yang sama.

"Mereka percaya jika kondisi kesehatan akan membaik di tahun 2021, dengan selalu memiliki tingkat optimisme yang besar," kata Jens.

Aplikasi kesehatan Pulse by Prudential sendiri sejak diluncurkan pada Februari 2020, telah diakses oleh lebih dari 6,4 juta pengguna di Indonesia.

"Sejauh ini sudah membantu mereka untuk mengelola kesehatan secara proaktif kapan pun dan di mana pun didukung kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan informasi real-time," imbuhnya.***

Editor: Babah Pram

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler