Network
Kata-kata itu terucap dengan penuh penyesalan di balik lirihnya. Marsha bahkan berlutut di depan Namira, memohon maaf atas kekhilafan masa lalu saat meninggalkan Namira sendirian di terminal dulu.
Namira terkejut bukan kepalang. Ia enggan menerima kenyataan bahwa orang yang pernah mencoba membunuhnya adalah kakak kandungnya sendiri.
Betapa sakitnya rasanya. Tapi, di balik kemarahan dan kekecewaan yang menghimpit hatinya, Namira akhirnya merasa tergugah oleh tekad Marsha yang bersumpah takkan berpihak lagi kepada Sekar.
Sungguh, tak mudah baginya untuk memaafkan, tetapi ia tahu bahwa dalam keluarga tak ada tempat untuk dendam yang tak berujung.
Baca Juga: Ajaib, dr. Zaidul Akbar Ungkap Cara Turunkan Berat Badan 20 Kg dalam Sekejap
Dengan hati yang berat, Namira akhirnya luluh dalam pelukan maaf Marsha. Ia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua bagi kakaknya.
Dalam keheningan, mereka saling bertatap, mencurahkan perasaan yang tak terucapkan, mengubur luka masa lalu, dan berjanji untuk menjaga kepercayaan satu sama lain.
Namira dengan berat hati memilih untuk memaafkan, namun kekhawatiran masih merayap di dalam dirinya. Dia tidak bisa membebaskan diri dari kecemasan bahwa Marsha hanya ingin memanfaatkannya.
Oleh karena itu, tanpa ragu Namira mengambil langkah berani. Ia menghubungi Aldebaran, satu-satunya orang yang dapat dipercaya saat ini, dan memohon bantuan.
Namun, pertemuan telepon yang direncanakan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Rendy, teman dekat Aldebaran, justru membuatnya ragu-ragu dengan memperingatkan bahwa telepon dari Marsha mungkin adalah perangkap.
