Kekhawatiran Ekonomi Global, Harga Minyak Turun Tajam

- 8 Agustus 2023, 08:38 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia
Ilustrasi Harga Minyak Dunia /Pexels/

POTENSI BISNIS - Harga minyak mengalami penurunan sekitar satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Penurunan ini terjadi setelah mengalami kenaikan selama enam minggu berturut-turut.

Penyebabnya adalah kekhawatiran terhadap permintaan yang semakin lemah dari dua ekonomi terbesar dunia, yaitu China dan Amerika Serikat. Kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan Oktober tergelincir sebesar 90 sen atau 1,04 persen, menetap pada harga 85,34 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman bulan September merosot sebesar 88 sen atau 1,06 persen, ditutup pada harga 81,94 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Baca Juga: Dengan Cara Ini, Baskara Berharap Kiara Hentikan Penyelidikan tentang Dipta di Cinta Tanpa Karena

Para analis mencatat bahwa kenaikan selama enam minggu berturut-turut ini diikuti oleh kekhawatiran terhadap akhir September yang akan datang, ketika musim liburan mengemudi musim panas di Amerika Serikat berakhir dan permintaan yang lebih rendah dari yang diharapkan dari China.

"China menjadi perhatian utama dalam situasi pasar ini," ungkap John Kilduff, seorang mitra di Again Capital, merujuk pada penurunan dalam sektor pariwisata.

"Musim liburan mengemudi musim panas di Amerika Serikat sedang mereda," kata Robert Yawger, direktur energi berjangka untuk Mizuho Securities USA. "Jika permintaan akan bensin menurun, maka permintaan terhadap minyak juga akan menurun."

Pada Senin 7 Agustus 2023, indeks dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya, pulih dari kerugian yang terjadi pada Jumat 4 Agustus 2023. Hal ini terjadi setelah pejabat Federal Reserve membuat komentar yang mendukung kemungkinan kenaikan suku bunga.

Baca Juga: Ikatan Cinta: Aldebaran Pulang Saat Elsa dan Devan Akan Lamaran, Auto Stop Usai Tahu Sang Fotografer Adalah...

Penguatan dolar membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal bagi para investor yang menggunakan mata uang lain. Gubernur Federal Reserve, Michelle Bowman, mengungkapkan bahwa kemungkinan diperlukan kenaikan suku bunga tambahan untuk menekan tingkat inflasi demi mencapai target inflasi 2,0 persen yang telah ditetapkan.

Di samping itu, operator pipa Polandia PERN mengumumkan bahwa aliran minyak ke Eropa melalui pipa tersebut akan dilanjutkan pada Selasa waktu setempat. Hal ini meredakan kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak akibat penutupan pipa sebelumnya.

PERN sebelumnya sempat menghentikan pemompaan minyak melalui bagian pipa Druzhba setelah mendeteksi adanya kebocoran di wilayah tengah Polandia pada Sabtu 5 Agustus 2023.

Arab Saudi, negara penghasil minyak terbesar di dunia, baru-baru ini memutuskan untuk memperpanjang pemotongan produksi hingga akhir bulan September. Pihak Arab Saudi juga mengindikasikan kemungkinan adanya pemotongan produksi lebih lanjut di masa mendatang.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 8 Agustus 2023: Tetiba Devan Bilang pada Papa Surya akan Segera Lamar Elsa, tapi...

Sejalan dengan langkah pengurangan produksi tersebut, perusahaan minyak Saudi Aramco pada hari Sabtu juga mengumumkan kenaikan harga jual resmi untuk sebagian besar jenis minyak yang dijualnya ke Asia. Kenaikan harga ini akan berlaku pada bulan September, yang merupakan bulan ketiga berturut-turut.

Selain itu, Rusia juga turut mengambil langkah untuk memperketat pasokan minyak dengan mengumumkan rencana pemangkasan ekspor minyak sebanyak 300.000 barel per hari pada bulan September.

Pada minggu ini, data ekonomi China akan menjadi sorotan utama pasar, karena para pelaku pasar berupaya mengukur langkah-langkah stimulus tambahan yang mungkin akan diambil oleh pemerintah China untuk mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia.

Para investor juga akan memantau data indeks harga konsumen AS yang dijadwalkan akan dirilis pada Kamis 10 Agustus 2023. Data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve.***

Editor: Rahman Agussalim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah