Di samping itu, transformasi ini juga terus diupayakan hingga ke perusahaan anak BRI.
Transformasi ini, kata Sunarso, bertujuan untuk meningkatkan fungsi dalam rangka value creation terhadap BRI Group.
Baca Juga: BRI Salurkan Sembako, Berbagi Kasih Hari Natal dan Tahun Baru 2022
Transformasi di sembilan anak perusahaan ini juga mendorong pemetaan risiko atau spreading risk yang lebih optimal.
Dengan begitu, BRI bisa tetap meneruskan pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk mencapai visi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025.
Menurut Sunarso, transformasi yang sudah dijalankan sejak 2016 ini telah menimbulkan berbagai implikasi positif bagi BRI dan seluruh stakeholder.
Dari segi profitabilitas, BRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 45 persen year on year (yoy) menjadi Rp20,4 triliun per kuartal III-2021.
Tidak hanya itu, upaya transformasi ini juga sukses memitigasi adanya krisis Covid-19, yakni melalui digitalisasi penyaluran kredit yang fokus di segmen mikro.
BRI telah mengubah sistem Loan Approval System (LAS) yang didigitalisasi melalui sistem BRISPOT.