Kutawaringin Resmi Jadi Desa Ekonomi Kreatif

- 5 November 2021, 12:39 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna menandatangani batu peresmian Kutawaringain sebagai desa ekonomi kreatif.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menandatangani batu peresmian Kutawaringain sebagai desa ekonomi kreatif. /potensibisnis/

Program Creative Camp Bedas mengangkat potensi ekonomi kreatif di desa Kutawaringin mulai dari produk industry kreatif seperti handcraft (kriya), kuliner dan produk industry rumahan, bedas jeans (Fashion), serta destinasi wisata yang dipusatkan di Bukit Cipeer.

Bukit Cipeer sendiri memiliki sejumlah potensi wisata kreatif seperti Bukit Film, Area Hammock, Curug dan Kincir Air Pembangkit Listrik untuk edukasi, atraksi air menggunakan perahu karet dan bodyrafting, area berkemah, Rest Area Gowes, Bukit Selfie, dan Bukit Kujang Hade.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih di antara Jenis Sepatu Favorit, Bisa Ungkapkan Karakter Menarik Dalam Diri Anda

Wahyu Frayudha atau popular disapa Rakha Wahyu menyampaikan bahwa program creative camp bedas merupakan simpul inovasi dan kreasi desa berbasis ekonomi kreatif.

Bagi sineas dan animator nasional tersebut, tujuan dari program yang dilakukan oleh perkumpulan yang dinakhodainya semata-mata untuk meningkatkan produktivitas, pemerataan kesejahteraan, meningkatkan kualitas hidup, dan menumbuhkan serta mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan masyarakat.

Rakha melihat potensi Kabupaten Bandung sangat melimpah ruah, mulai dari sumber daya alam yang luar biasa besar yang bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia, kreativitas masyarakat dalam bidang kriya, kuliner, serta fashion yang menjadi lini dari ekonomi kreatif.

Ia mencermati bahwa potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung ada pada semua sektor; Pendidikan, pertanian, teknologi, social dan budaya, manufaktur, perdagandan serta pariwisata.

“Namun sayang, potensi-potensi yang tersebar di desa-desa kabupaten Bandung tersebut belum memiliki sentuhan leadership yang kuat sehingga belum mampu menggerakan potensi-potensi yang ada,” ujar pria kelahiran Kuningan tersebut.

Menurut Rakha, kehadiran KBCH sendiri merupakan implementasi dari simpul pentahelix atau yang dikenal dengan ABCGM, perkumpulan dari akademik, bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media.

Di dalam KBCH semua unsur pentahelix terwakili dengan keterlibatan pemerintah untuk mendorong aktivasi ekonomi kreatif masyarakat.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah