Facebook Laporkan Kenaikan Laba di Tengah Kontroversi Dokumen Platformnya

- 26 Oktober 2021, 10:31 WIB
Ilustrasi: Facebook Laporkan Kenaikan Laba di Tengah Kontroversi Dokumen Platformnya.
Ilustrasi: Facebook Laporkan Kenaikan Laba di Tengah Kontroversi Dokumen Platformnya. /Pexels/ Luca Sammarco

POTENSI BISNIS - Raksasa media sosial Facebook mengatakan, jika laba yang lebih tinggi untuk kuartal terakhir di tengah kontroversi dokumen Facebook.

Facebook menjelaskan, laba bersihnya tumbuh 17 persen pada periode Juli 2021 hingga September 2021 menjadi 9,19 miliar dolar AS.

Itu semua didukung oleh pendapatan iklan yang kuat. Laba tersebut naik dari 7,85 miliar dolar AS setahun sebelumnya.

Baca Juga: BRI Mendapatkan 2 Penghargaan dalam Ajang Infobank The Best SOE

Analis eMarketer Debra Aho Williamson, mengatakan pendapatan tumbuh 35 persen menjadi 29,01 miliar dolar AS.

Menurutnya, saham perusahaan juga naik 2,5 persen setelah ditutup naik 1 persen pada Senin.

“Untuk saat ini, gambaran pendapatan untuk Facebook terlihat sebaik yang diharapkan,” Debra, dikutip PotensiBisnis.com dari laman ANTARA News, Selasa, 26 Oktober 2021.

Baca Juga: Horoskop Karir 26 Oktober 2021: Aquarius dan Libra Banyak Tekanan di Situasi Sulit

Mantan karyawan Frances Haugen membocorkan Facebook Papers yang merupakan dokumen internal perusahaan kepada media Wall Street Journal dan anggota parlemen Amerika Serikat.

Papers mengklaim jika platform tersebut menempatkan keuntungan perusahaan di atas keamanan pengguna.

The New York Times, The Washington Post, dan Wired termasuk di antara media yang sekarang telah menerima akses ke dokumen tersebut.

Baca Juga: Gawat! Big Bos Temui Iqbal Bicarakan Rencana Besar, Keluarga Alfahri Terancam: Ikatan Cinta Hari Ini

Haugen juga bersaksi di hadapan anggota parlemen Inggris dengan kembali menegaskan, jika perusahaan menempatkan keuntungan di atas kepentingan dan keselamatan pengguna.

“Facebook tidak mau menerima bahkan sedikit keuntungan yang dikorbankan untuk keselamatan, dan itu tidak dapat diterima,” Kat Haugen kepada anggota parlemen.

Haugen juga mengatakan, konten yang berisi kemarahan atau kebencian merupakan cara termudah untuk mengembangkan platform media sosial.

Baca Juga: Terkuak! Iqbal Bebas dari Penjara karena Orang Ini, Vera Jadi Ancaman Dalang Teror, Update Ikatan Cinta

Menurut laporan baru The Washington Post mengatakan, CEO Mark Zuckerberg tunduk pada sensor negara di Vietnam serta mencatat platform tersebut yang mengizinkan ujaran kebencian berkembang didorong oleh masalah moderasi konten di negara yang tidak berbahasa Inggris.

Laporan tersebut juga menyampaikan, jika perusahaan mengetahui algoritmenya dapat memicu polarisasi beracun secara daring.

Senator AS Richard Blumenthal mengatakan, pendapatan para pemimpin Facebook seringkali tak sesuai dengan yang seharusnya.

“Dokumen-dokumen yang memberatkan ini menggarisbawahi jika kepemimpinan Facebook secara kronis mengabaikan alarm internal yang serius, memilih untuk menempatkan keuntungan di atas orang-orang,” kata Richard.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x