Indeks berjangka Nasdaq dan S&P 500, keduanya turun sekitar 0,5 persen di awal perdagangan, lantara harga minyak memperpanjang kenaikannya.
"Hasil obligasi terus didorong lebih tinggi, ekspektasi inflasi meningkat dan pengetata moneter dalam berbagai bentuk menjadi lebih umum," kata analis ANZ dikutip dari ANTARA pada 11 Oktober 202.
"Kekurangan chip global akan berlanjut hingga tahun depan, menambah ketidakpastian lebih lanjut pada pemulihan yang tidak merata."
"Ditambah kekurangan energi, dan lanskap ekonomi secara material lebih moderat daripada optimisme yang menyertai tahap awal pemulihan global," sambung tim analis.
Sementara itu, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen dan indeks acuan Australia melemah 0,9 persen.
Sementara itu, indeks Nikkei Jepang kehilangan 0,5 persen setelah anjlok 2,5 persen pada minggu lalu.
Disamping itu, kurs dolar AS naik ke level tertinggi 2,5 tahun terhadap yen di sesi Asia pada pagin ini.
Setelah angka penggajian AS yang melemah, tidak banyak mengubah ekspektasi pasar bawah Federal Reserve AS akan mengumumkan mulai mengurangi pembelian obligasi besar-besaran pada bulan depan.