BPS Sebut Total Luas Panen Padi Alami Penurunan pada 2020 Dibandingkan dengan Tahun Lalu

- 1 Maret 2021, 14:51 WIB
Ilustrasi petani sedang memanen padi.
Ilustrasi petani sedang memanen padi. /Humas Jateng/

POTENSI BISNIS - Akhir-akhir ini cuaca di Indonesia sedang tidak stabil, bahkan curah hujan yang sangat tinggi terjadi di beberapa daerah.

Hal tersebut membuat beberapa sektor merugi salah satunya sektor pertanian. 

Berdasarkan penjelasan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut curah hujan yang cukup tinggi memengaruhi turunnya luas panen padi pada 2020.

Baca Juga: Sebanyak 1,3 juta ASN 2021 Akan Dibuka Pemerintah April Mendatang, Cek Formasinya

Penurunan itu, menjadi 10,66 juta hektare (ha) atau turun 0,19 persen dibandingkan luas panen padi pada 2019 yang mencapai 10,68 juta ha, seperti dikutip dari ANTARA. 

“Dari hasil KSA (Kerangka Sampel Area), total luas panen padi ada penurunan tipis sekali, hanya 0,19 persen. Ini terjadi karena pada awal musim tanam di 2020 terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Pada Februari, Maret, itu ada curah hujan yang cukup tinggi,” kata Suhariyanto saat menggelar konferensi pers virtual di Jakarta, Senin 1 Maret 2021. 

Puncak panen pada tahun 2020 mengalami pergeseran dibanding tahun 2019.

Baca Juga: LINK Live Streaming Drama Korea River Where the Moon Rises Episode 5 Subtitle Indonesia

Tahun 2020 April yaitu bisa mencapai 1,86 juta ha, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada Maret yaitu sebesar 1,72 juta ha.

Kemudian pada bulan Januari 2021 luas panen padi mencapai 413,09 ribu ha dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 4,45 juta ha.

Total potensi luas panen padi pada putaran Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta ha, atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta ha (26,53 persen) dibandingkan putaran Januari- April 2020 yang sebesar 3,84 juta ha.

Baca Juga: Banyak Penolakan Soal Investasi Miras, Ferdinand Hutahaean: Alkohol, Prostitusi di Mana-mana, Munafik

Januari hingga Desember 2020 sekitar 54,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan sekitar 45,17 ribu ton (0,08 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada April yaitu sebesar 9,77 juta ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 1,62 juta ton.

Berbeda dengan produksi pada 2020 produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 9,17 juta ton.

Baca Juga: Live Streaming Ikatan Cinta 1 Maret 2021: Andin Menangis Merasa Bersalah Kemudian Memeluk Al

Jika dilihat menurut putaran, kenaikan produksi padi terjadi pada putaran Mei-Agustus dan September-Desember 2020 yaitu masing-masing sebesar 1,14 juta ton GKG (6,04 persen) dan 2,68 juta ton GKG (22,54 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Kenaikan produksi tersebut disumbang oleh kenaikan luas panen yang terjadi pada putaran Mei-Agustus yang sebesar 208.330 ha (5,29 persen) dan pada putaran September–Desember yang sebesar 478.590 hektar (21,82 persen).

Sementara itu, penurunan produksi padi hanya terjadi pada putaran Januari–April, yakni sebesar 3,78 juta ton GKG (15,91 persen).***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah