Harga Komoditas Pangan Berpotensi Naik pada Tahun 2021

21 November 2020, 15:27 WIB
Ilustrasi buah dan sayuran /PIXABAY/dbreen

POTENSIBISNIS – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania, memperkirakan harga komoditas pangan berpotensi mengalami kenaikan pada tahun depan akibat pandemi covid-19.

Hal ini berkaitan belum ada kepastian sepenuhnya bahwa pandemi ini akan berakhir. Hampir disetiap Negara khususnya Indonesia bahkan di tiap daerah jumlah korban covid 19 terus meningkat, bahkan beberapa provinsi mengalami defisit komoditas pangan seperti, beras, jagung, gula, cabai, bawang putih, bawang merah dan telur.

Sejumlah provinsi mengalami defisit dikarenakan bukan merupakan  penghasil utama komoditas-komoditas tersebut. Selain itu, proses distribusi yang sempat terhalang akibat adanya pembatasan social berskala besar (PSBB) dan berbagai kebijakan yang lainnya.

Baca Juga: Link Manga Boruto Chapter 52, Naruto yang Tak Kunjung Mati

"Saat ini distribusi dan kesediaan sebagian besar pangan pokok di Indonesia memang sudah lebih stabil tetapi beberapa komoditas yang sebagian besar sumber ketersediaan berasal dari impor, seperti bawang putih, gula, daging sapi dan kedelai, diprediksi juga akan mengalami fluktuasi harga," kata Galuh dalam keterangan resmi, sebagaimana dikutip Potensibisnis.com

Selain itu, perayaan Idul fitri yang akan berlangsung pada awal tahun memungkinkan harus ada pengamanan impor daging sapi yang bisa meredam kenaikan harga domestik.

Untuk itu, ketersediaan stok yang memadai sangat diperlukan dalam menjaga kestabilan harga pangan. Terutama komoditas yang tergolong pokok dan dan sumber ketersediaannya sebagian besar berasal dari impor.

Baca Juga: Polisi dan TNI Kompak Dukung Copot Baliho Habib Rizieq Shihab FPI, Irjen Pol Fadil: Jangan Seenaknya

“Rentetan peristiwa yang menandai fluktuasi harga komoditas pangan, terutama yang termasuk pada komoditas pokok dan ketersediaannya dipenuhi lewat impor, idealnya sudah bisa dijadikan parameter dalam mengambil kebijakan," Kata Galuh

Laporan World Food Program mencatat harga pangan dunia turun sebesar 4,3 persen di antara Februari dan Maret 2020 akibat adanya penurunan permintaan di masa pandemi covid-19.

Akan tetapi, harga beras justru mengalami kenaikan lantaran adanya perilaku menimbun yang dilakukan oleh masing-masing BUMN pangan negara-negara dunia, dan menutup pintu ekspor demi memenuhi produksi domestik terlebih dahulu.

"Tindakan inilah yang kemudian menyebabkan adanya ketidakseimbangan supply dan demand. Seluruh negara berusaha mengamankan ketersediaan pangan dalam negeri dengan tidak melakukan ekspor dan tertutup pada impor,"

Baca Juga: Kecintaan Ricky Yacob pada Sepak Bola, Dia Berikan Gol Terakhirnya

The FAO Food Price Index (FFPI) di Oktober 2020 berada di angka rata-rata 100,9, tertinggi sejak Januari 2020 dan mengalami kenaikan sebesar 3,1 persen dari bulan September dan enam persen lebih tinggi dari bulan Oktober tahun 2019 lalu. Kenaikan banyak disumbang oleh komoditas gula, sereal, dan minyak nabati.

Hal inilah yang akan menyebabkan komoditas pangan akan naik di tahun 2021 sehingga harus ada solusi supaya harga pangan di domestic tetap stabil salah satunya dengan impor komoditas-komoditas pangan yang memiliki kualitas terbaik pula.***

Editor: Rahman Agussalim

Tags

Terkini

Terpopuler