POTENSI BISNIS - Kebanyakan orang pasti menyukai coklat. Rasanya yang khas, dan berbagai macam olahannya, menjadi daya tarik yang kuat agar terus mencicipinya.
Namun, karena mitos yang buruk terkait cokelat. Hal ini membuat penikmatnya lebih membatasi mengkonsumsi makanan manis ini.
Bahkan, pada akhirnya beberapa orang ada yang takut untuk mengkonsumsi coklat. Agar menghindari mitos ini menjadi sebuah kepercayaan.
Baca Juga: Cinta Setelah Cinta: Ayu Kena Karma Lagi, Jatuh ke Lantai hingga Pria Ini Akui Sebagai Suaminya
Kali ini, kami akan menerangkan mitos-mitos coklat yang beredar di kalangan masyarakat.
Sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com dari PMJ News, berikut 5 mitos coklat yang sebenarnya salah.
1. Coklat penyebab sakit gigi
Anak-anak yang giginya sakit, membuat kita berpandangan bahwa ini disebabkan karena mengonsumsi cokelat.
Bahkan kita suka memarahi anak-anak untuk tidak mengkonsumsinya lagi. Sejatinya, cokelat mengakibatkan sakit gigi adalah mitos.
Baca Juga: Cinta Setelah Cinta: Bukan Ben, Ternyata Jhony Sengaja Memeras Starla dan Arya untuk Tebus Niko
Menurut sebuah studi, ada kemungkinan kecil jika berlebihan makan cokelat akan berefek sakit gigi.
Namun, secara garis besar yang membuat sakit gigi adalah plak-plak yang menyangkut pada gigi, dan ini akibat dari mengkonsumsi gula murni.
Gigi sakit telah diteliti di mana hasilnya justru membuktikan adanya kaitan antara kerusakan gigi dengan coklat.
Menurut hasil penelitian di Jepang dari Universitas Osaka, biji kakao (bahan utama pembuatan coklat) malah sebenarnya ampuh dalam melawan bakteri dalam mulut sehingga hal ini membuktikan jika coklat itu aman asal campuran gulanya tidak terlalu banyak.
2. Cokelat sebabkan jerawat
Menurut ahli nutrisi Lisa Moskovitz, mengatakan bahwa sejauh ini tidak satupun penelitian yang menganggap cokelat bisa menyebabkan jerawat.
Baca Juga: Cinta Setelah Cinta: Kebusukan Ayu dan Niko Dibongkar Sosok Ini, Starla Tetiba Pingsan di Pangkuan Arya
Bahkan kita tidak mengetahui, apa yang dianggap kita baik seperti diet tinggi gula malah menyebabkan tumbuhnya jerawat.
Moskovitz juga menyatakan, tumbuhnya jerawat bukan disebabkan oleh satu masalah, akan tetapi segudang masalah.
Misalnya jenis kulit, hormon, usia, genetika, faktor lingkungan, dan rutinitas perawatan kulit.
"Konon, mengonsumsi makanan anti-inflamasi, kaya antioksidan dan kaya nutrisi benar-benar dapat menjinakkan volatilitas kulit. Jadi, jika Anda khawatir tentang seperti apa wajah Anda pada pagi hari, lakukan diet seimbang termasuk cokelat," kata Moskovitz.
3. Cokelat tidak baik untuk tubuh
Lisa Moskovitz mengatakan, dark chocolate menyediakan nutrisi dan pendukung kesehatan termasuk antioksidan penangkal stres serta mineral besi.
"Mungkin sulit untuk dipercaya bahwa sesuatu yang rasanya sangat enak tidak buruk bagi Anda, tapi itulah yang terjadi pada cokelat," kata Moskovitz.
4. Cokelat tingkatkan gula darah dan risiko diabetes
Moskovitz menerangkan bahwa cokelat memang mengandung tambahan gula yang bisa meningkatkan kadar gula darah.
Namun dari sisi buruk itu. cokelat juga memiliki antioksidan yang bisa melindungi dari diabetes.
Jika Anda ingin makan cokelat tapi khawatir tentang risiko gula darah tinggi dan diabetes, Moskovitz menyarankan untuk memilih cokelat hitam atau cokelat rendah gula.
Kemudian, menseimbangkan sisa hari dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat untuk menghitung gula darah, lemak, sayuran, dan protein tanpa lemak.
Ini akan membantu melindungi kesehatan memuaskan dahaga.
5. Coklat bikin gemuk
Memakan sesuatu secara berlebihan memang betul akan membuat gemuk dan kenaikan berat badan yang terjadi bakal cukup drastis.
Tetapi, jika memakan sesekali ataupun sedikit tentunya tidak akan terjadi hal demikian, dan ini membantah mitos cokelat yang berdampak atas kenaikan berat badan.
Sebab itu, konsumsilah coklat secukupnya agar tidak berpengaruh terhadap berat badan yang berlebihan.***