Calon Suami Bisa Jadi Pilihan untuk Diajak 'Halal', Buya Yahya: Laki-laki Soleh Tidak Harus Ustaz

- 6 Agustus 2021, 10:04 WIB
Ilustrasi pernikahan. Buya Yahya menjelaskan,  yang terpenting itu ialah laki-laki yang ingin selalu mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Ilustrasi pernikahan. Buya Yahya menjelaskan, yang terpenting itu ialah laki-laki yang ingin selalu mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. /pixabay/jeffbalbalosa/

Dalam sesi jawaban, Buya Yahya memberikan pandangan tentan calon suami yang bisa dipertimbangkan sebagai "Imam" keluarga.

Buya Yahya menjelaskan, yang terpenting itu ialah laki-laki yang ingin selalu mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

"Akan tetapi hidup ini adalah belajar yang tidak ada hentinya, maka yang paling penting ada dalam hati seseorang adalah "Insyaf atau ingin mengubah diri menjadi lebih baik dan menyadari kekurangannya," kata Buya Yahya.

Tidak hanya harus siap berubah, Buya Yahya juga menjelaskan tentang pentingya seorang laki-laki yang siap untuk menikah itu menghindari sikap 'sombong'.

"Tidak ada baiknya bagi seorang laki-laki yang 'sombong' di dalam hati," ujar Buya Yahya.

"Sombong itu paling rendahnya manusia, karena kalau sudah sombong dalam hati akan muncul sifat merendahkan.

Biarpun sifat istrinya paling baik, dia tetap akan merendahkan, maka dia tidak akan pantas untuk menikah.

"Maka jadilah Anda orang yang 'Insyaf', yakni ingin membuat perubahan."

Buya Yahya lalu menjelaskan setelah seorang laki-laki bisa menghindari sikap sombong dan mau berubah jadi lebih baik, barulah bisa dipilih sebagai kriteria suami yang baik untuk dijadikan "imam"

"Laki-laki soleh tidak harus ustad yang hafal bermacam-macam surat tetapi sombong dan merendahkan, begitun sama wanita solehah tidak harus ustadzah tetapi dia sombong, sombong itu temannya iblis, ngapain nikah sama Iblis."

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah