'Pertarungan' Produk Impor dan Lokal di Tahun 2021, Peneliti Singgung Penimbun

- 21 November 2020, 20:37 WIB
Ilustrasi: panen padi untuk ketahanan pangan.
Ilustrasi: panen padi untuk ketahanan pangan. /pixabay/keulefm

POTENSIBISNIS - Memasuki 2021, Pandemi Covid-19 masih menjadi banyang-banyang yang menakutkan.

Terlebih dalam mendongkrak ekonomi kerakyatan yang bersumber dari sebaran komuditas lokal dalam menunjang ketahanan pangan nasional.

Saat ini, muncul hasil penelitian tentang sejumlah komoditas pangan berpotensi naik pada 2021 yang diakibat pandemi COVID-19 yang belum bisa dipastikan berakhir sepenuhnya.

Baca Juga: Pernah Menjajakan Kue hingga Jadi Loper Koran, Simak Profilnya Pangdam Jaya Berikut Ini

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Galuh Octania mengatakan harga sejumlah komoditas pangan berpotensi naik pada 2021 akibat pandemi COVID-19 yang belum bisa dipastikan berakhir sepenuhnya.

Melihat dari pengalaman pada 2020, pemerintah mencatat di akhir April tahun ini, beberapa provinsi mengalami defisit beberapa komoditas pangan.

Seperti beras, jagung, gula, cabai, bawang putih, bawah merah, dan telur.

Menurut Galuh di Jakarta pada Sabtu, 21 November 2020, penyebab defisit ini dikarenakan provinsi-provinsi tersebut bukan merupakan provinsi penghasil utama dari komoditas-komoditas tadi.

Baca Juga: Belajar Sistem Tatap Muka Berlaku Januari 2021, Doni Monardo: Protokol Kesehatan Sangat Ketat

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x