"Setiap kali isu Palestina memanas, pemerintah terlihat ketakutan dan cenderung pura-pura bersimpati. Mereka hanya mengenakan topeng solidaritas untuk meredam kemarahan rakyat," tegas Faizal dengan nada kecewa.
Faizal juga menyoroti diplomasi yang lemah dari pemerintah Indonesia, menyebutnya sebagai boneka yang hanya melakukan manuver politik yang tidak jelas.
Menurutnya, rakyat membutuhkan tindakan konkret dan nyata dalam upaya diplomasi internasional, bukan sekadar tindakan simbolis seperti mengikuti unjuk rasa mendukung Palestina.
"Dalam situasi seperti ini, negara seharusnya memainkan peran yang lebih serius dan nyata dalam diplomasi. Bukan hanya sekadar berperan sebagai badut yang hanya menunggangi demo bela Palestina. Pendekatan semacam itu sangat dangkal, munafik, dan tidak menghargai martabat rakyat!" tegasnya dengan penuh kecaman.
Faizal Assegaf menutup kritiknya dengan seruan tegas kepada pemerintah Indonesia, meminta mereka untuk berhenti berbohong kepada rakyat yang telah lama mempercayai mereka.
Seruan ini disampaikannya dengan penuh keberanian dan keyakinan, sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang dianggapnya tidak adil dan merugikan rakyat.***