Potensi Bisnis: Kompetisi Usaha Mikro Berorientasi Lingkungan Diikuti Lima Sekolah di Bandung

- 2 Agustus 2020, 09:10 WIB
Ilustrasi: entrepreneur pelajar/
Ilustrasi: entrepreneur pelajar/ /pixabay/statusbest.com

Selain itu, sebagian besar generasi muda Indonesia, yakni 93 persen, sangat bersemangat untuk menangani masalah ini dan telah melakukan aksi nyata, seperti mengubah gaya hidup yang berdampak pada lingkungan.

"Indikasi ini semakin menegaskan komitmen Citi Indonesia, untuk menyediakan wadah bagi generasi muda dalam menyalurkan semangat menjaga lingkungan. Dengan mengembangkan sebuah bisnis yang akhirnya memberikan manfaat ekonomi bagi mereka sendiri," tuturnya.

Co-Founder and Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner mengatakan, bahwa selama enam tahun kemitraan antara PJI dengan Citibank telah berhasil memberikan manfaat melalui edukasi kewirausahaan kepada lebih dari 54 ribu pelajar dari 164 SMA dan SMK di Indonesia.

Ide dan kinerja bisnis yang dipresentasikan, lanjutnya, menunjukkan kemampuan dalam mengelola bisnis sekaligus kepekaan mereka dalam menyikapi perubahan perilaku konsumen yang juga semakin peduli terhadap lingkungan.

"Kami berharap pengalaman yang diperoleh dari program ini, dapat terus menginspirasi generasi muda untuk menciptakan lebih banyak bisnis baru yang menerapkan konsep keberlanjutan di masa depan," terangnya.

Robert menjelaskan, kondisi pandemi saat ini maka kompetisi dilakukan secara daring atau online. Walau berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, namun ini menjadi tantangan positif bagi para siswa.

"Maka mereka sekarang juga belajar dan berusaha mempromosikan usahanya, melalui daring, seperti media sosial dan lain sebagainya," ucapnya.

Robert menjelaskan, salah satu usaha mikro binaan program Youth Ecopreneurship Initiative, adalah Hizz Student Company dari SMAN 1 Cisarua, Bandung Barat.

Bisnis yang dikelola oleh 29 pelajar ini menawarkan Hizz Shoes, sepatu unik yang memanfaatkan potongan kain perca sebagai bahan baku. Corak beragam yang dimiliki setiap kain perca memberikan kesan eksklusif bagi setiap pasang sepatu.

Gagasan bisnis tersebut, datang dari keprihatinan para pelajar terhadap banyaknya limbah tekstil di kawasan Bandung. Proses produksi sepatu juga dilakukan dengan melibatkan pengrajin rumahan di wilayah Cibaduyut yang mengalami penurunan pendapatan akibat maraknya sepatu impor di pasaran.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x