Anak itu dicurigai berlari menuju jendela besar yang terletak di ruangan utama ketika bersama dengan pamannya.
"Keluarganya sedang solat, lepas dari pengawasan, anak itu mungkin lari ke arah jendela besar di ruang utama," terang Ade.
Menurut Ade, jendela besar yang berada di ruang utama itu seharusnya dalam keadaan terkunci. Namun, pada malam kejadian, terdapat dugaan bahwa ada pengunjung yang membuka kunci jendela.
Terdapat celah selebar 30 cm dengan tembok yang berada di depan jendela dan diduga korban terperosok lalu jatuh melalui celah tersebut.
"Kebetulan jendela besar selalu terkunci, memang tidak pakai anak kunci tapi pakai slot. Mungkin ada pengunjung yang membuka, anak ini melihat jendela itu terbuka lalu mendekati," tuturnya.
"Antara lantai selasar dengan tembok ada jarak 30 cm, mungkin terperosok ke situ, di situ ada celah," lanjutnya.
Berdasarkan laporan dari personel keamanan yang menangani kasus ini, korban terkena cedera parah pada bagian kepala dan punggung. Langsung setelah itu, korban dibawa ke rumah sakit Ujungberung untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
"Sampai tadi malam jam 2 pun masih berada di ICU RSUD," kata Ade.
Ade menegaskan bahwa pemerintah provinsi Jawa Barat akan memberikan dukungan dalam hal biaya pengobatan bagi korban.