Maraknya Politik Identitas, Akademisi Ini Soroti Persoalan Eksploitasi Agama

- 16 Januari 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi politik*
Ilustrasi politik* /Pixabay/PIRO4D/

POTENSIBISNIS - Maraknya politik identitas, membuat akademisi Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Surakarta angkat bicara.

Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag menerangkan, tahun 2021 ini, sudah saatnya menyudahi eksploitasi agama sebagai komoditas politik melalui politik identitas.

Menurut Amir Mahmud, masyarakat harus sudah memahami bahwa membela agama bukanlah sesuatu yang berseberangan dengan membela negara.

Baca Juga: Bantu Penanggulangan Bencana di Mamuju dan Majene, TNI AU Berangkatkan 3 Pesawat

Menurutnya, dalam wawasan kebangsaan yang religius, agama tidaklah bertentangan dengan negara yang kini tengah dibangun bersama.

Melihat adanya tokoh yang menjadikan agama sebagai kendaraan politik, Amir Mahmud menilai hal demikian harus disudahi.

"Saya melihat memang ada kecenderungan dari beberapa tokoh agama yang menjadikan agama sebagai kendaraan untuk me-legitimate tindakannya, seolah-olah ini adalah perintah dari agama. Inilah yang harus kita sudahi," ujar Amir Mahmud sebagaimana dikutip dari laman Antara, Sabtu, 16 Januari 2021.

Baca Juga: Proses Evakuasi Pencarian Korban Pesawat Sriwijaya SJ 182 Diperpanjang, Ini Pertimbangannya

Kemudian Amir menuturkan, para tokoh nasional dan agama seharusnya memberikan suatu pernyataan atau sikap wawasan kebangsaan yang religius sehingga tidak selalu menjadikan perbedaan yang ada ini sebagai alat untuk melakukan perlawanan.

"Apalagi, hal ini selalu terjadi dalam konteks politik karena dalam teori poltik, pemerintah dan rakyat ini memang selalu ada yang miss. Tinggal tergantung bagaimana membangun komunikasinya," ujarnya.

Selanjutnya, terkait perbedaan, Amir menilai hal demikian sebagai warna dalam demokrasi.

Baca Juga: Tantangan Berat Listyo Sebagai Calon Tunggal Kapolri

"Justru perbedaan ini harusnya memberikan warna dalam demokrasi kita. Hal ini sudah ada aturan dan tempatnya untuk menyalurkan perbedaan-perbedaan itu. Jadi, tinggal bagaimana masyarakat dan para tokoh ini menyikapi hal tersebut," tuturnya.***

Editor: Abdul Mugni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x