POTENSI BISNIS – Sosok Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa disapa Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih ramai diperbincangkan.
Kepergian Eril yang begitu mendadak dan terjadi begitu cepat, membuat keluarga besar Ridwan Kamil dan banyak masyarakat ikut merasakan kesedihan.
Eril meninggal karena tenggelam di Sungai Aare, Swiss dan sempat menghilang selama dua pekan.
Baca Juga: TRAILER Ikatan Cinta Malam Ini: Ammar bakal Tunjukkan Bukti Konkret Kebusukan Ricky pada Andin
Semasa hidupnya sosok Eril memang tidak banyak mengekspos kehidupan pribadinya di layar media seperti halnya sang ayah, Ridwan Kamil.
Namun, ternyata kekasih dari Nabila Ishma ini memiliki filosofi kehidupan yang penuh makna.
Bahkan untuk mengenang kehidupan Eril yang tergolong singkat ini, Kang Emil sapaan akrabnya banyak sekali mengunggah foto dan video dengan latar anak sulungnya itu.
Baik itu berupa kebaikan yang telah dilakukan oleh Eril semasa hidupnya, tentang sajak-sajak cintanya sebagai seorang ayah, dan tentang perasaan sedihnya ketika harus ditinggalkan oleh nya.
Bahkan baru-baru ini Ridwan Kamil mengunggah dan membicarakan tentang filosofi kehidupan putra sulungnya tersebut.
Seperti dikutip PotensiBianis.com dari akun Instagram @ridwankamil pada Minggu, 12 Juni 2022, suami dari Atalia Praratya ini terlihat mengunggah sebuah video dengan memakai foto Eril sebagai latarnya.
Dalam unggahan cuplikan video tersebut, Ridwan Kamil menuliskan sebuah kata-kata berwarna hitam, yang terangkai menjadi untaian kalimat mengesankan.
“Siapa ingin menjadi bunga indah di surga diiringi berjuta doa, maka taburlah berjuta benih kebaikan selama di dunia, Emmeril Kahn Mumtadz.”
Itulah filosofi hidup Eril yang dibagikan langsung oleh sang ayah, Ridwan Kamil, agar mampu menjadi ilmu baru untuk pembacanya.
“Filosofi Hidup Eril: berjuta doa akan dipanjatkan dari berjuta kebaikan yang ditaburkan,” tulis Ridwan Kamil dalam caption video tersebut.
Baca Juga: Tulis Surat Terakhir untuk Eril, Nabila Ishma: Terima Kasih Sudah Membuatku Bahagia
Mungkin filosofi tersebut memang benar sangat cocok ditujukan pada Eril.
Tidak ada yang tahu ibadah apa yang sudah Eril kerjakan, amalan apa yang sudah ia terapkan, hingga ketika waktu kepulangannya semua orang ikut larut dalam duka.
Tidak ada yang pernah tahu kebaikan-kebaikan dari mendiang Eril semasa hidupnya, karena memang sosoknya yang mungkin hanya terbuka di keluarga, namun tidak untuk publik.
Tetapi, kini terlihat benar dan jelas di depan mata, jika hanya kebaikan-kebaikan yang kita kerjakan sajalah, yang akan menjadi penolong ketika waktu di dunia sudah usai.
Kehilangan sosok Eril menjadi kehilangan yang dirasakan seluruh warga masyarakat., khususnya keluarga dan kerabat.
Selamat jalan Eril, semoga kebaikanmu yang tertutup rapat itu dapat menjadi teladan bagi kita semua, agar tidak larut dalam kenikmatan duniawi.
Terima kasih karena engkau bisa menjadi sosok yang menginspirasi, walau ragamu sudah tidak di sini lagi.***