POTENSI BISNIS - Di luar dugaan, ternyata Djoko Tjandra akan dipertemukan dengan sosok Abah. Belakangan diketahui jika sosok Abah itu adalah orang dekat Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin.
Hal itu terungkap dalam persidangan terdakwa kasus pengurusan fatwa Mahkamah Agung (MA) Djoko Tjandra.
Di hadapan hakim, Djoko Tjandra mengaku pernah diajak saksi bernama Rahmat bertemu dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga: Cara Mengganti Nomor Rekening atau E-Wallet Kartu Prakerja 2021, Mudah dan Cepat!
“Dia (Rahmat) telepon saya, (bilang) ‘Pak Djoko kita mau ke Malaysia karena ada kunjungan kerja’."
"Beliau bilang Pak Kiai, panggilannya Abah, mau ke Kuala Lumpur, yaitu yang sekarang jadi Wapres kita, mau ke KL,” kata Djoko Tjandra di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis 25 Februari 2021.
Meski sudah diatur, namun pertemuan Djoko Tjandra dengan Ma’ruf Amin batal dilakukan saat melakukan kunjungan kerja ke Malaysia.
Baca Juga: Apakah Anda Termasuk 5 Shio Paling Beruntung di Tahun 2021? Cek di Sini!
Djoko Tjandra mengaku saat mendapat kabar akan dipertemukan Wapres, menjawab sangat senang.
“Saya bilang, oh dengan senang hati, (untuk) waktu tidak ditentukan kapan," kata Djoko seperti dikutip PotensiBisnis.com dari berita galamedia.pikiran-rakyat.com berjudul: Djoko Tjandra Ngaku Mau Dipertemukan dengan Wapres Ma'ruf Amin di Malaysia
"Itu saya dengar, lagi kurang enak badan jadi enggak jadi datang,” cetus Djoko.
Sementara itu, Rahmat dalam persidangan terdakwa Pinangki Sirna Malasari yang juga terseret kasus yang sama.
Rahmat mengakui mempunyai kedekatan dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Diketahui, kedekatannya Rahmat dengan Ma’ruf Amin saat masih duduk sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dia pun mengaku pernah berfoto bersama Ma’ruf Amin.
“Pernah Pak (berfoto) pasti orang saya dampingi kok,” ujar Rahmat saat bersaksi untuk terdakwa Pinangki Sirna Malasari pada Senin, 9 November 2020 lalu.
Dia pun menegaskan, pernyataan ini disampaikan secara jujur dan tidak mengada-ada. “Iya jujur,” tegas Rahmat.
Djoko Tjandra didakwa bersama Tommy Sumardi memberikan suap ke dua jenderal polisi, yaitu mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte senilai SGD 200 ribu dan USD 270 ribu.
Sementara itu kepada mantan Karo Korwas PPNS Bareskrim Brigjen Prasetijo Utomo senilai USD 150 ribu.
Selain itu, Djoko Tjandra juga turut didakwa menyuap jaksa Pinangki Sirna Malasari sejumlah SGD 500 ribu untuk mengurus fatwa MA.
Terkait pengurusan fatwa, tak lain agar Djoko Tjandra bisa bebas dari hukuman dua tahun penjara kasus hak tagih Bank Bali.***galamedia.pikiran-rakyat.com/Dicky Aditya