Berikut Keutamaan Hari Tasyrik Setelah Idul Adha

- 21 Juli 2021, 20:09 WIB
Ilustrasi: Keutamaan Hari Tasyrik Setelah Idul Adha
Ilustrasi: Keutamaan Hari Tasyrik Setelah Idul Adha /Unspalsh

Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan, Hari Tasyrik dinamai demikian karena pada hari itu orang menjemur daging untuk menjadikannya dendeng.

Lain pendapat mengatakan, Hari Tasyrik dinamai demikian karena hewan kurban tidak disembelih kecuali setelah matahari memancarkan sinarnya. (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: IV/281).

Baca Juga: Update! Simak Daftar Wilayah PPKM Darurat Diperpanjang Pulau Jawa-Bali Level 3 dan Level 4

Sebagian ulama lagi berpendapat, Hari Tasyrik dinamai demikian karena shalat Idul Adha dilaksanakan ketika matahari memancarkan cahaya.

Sedangkan ulama lainnya mengatakan, Tasyrik adalah takbir pada setiap selesai salat. (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: IV/281).

Hari Tasyrik disebut antara lain dalam hadis riwayat Imam Muslim sebagai hari makan dan minum:

Artinya: “Dari Nubaisyah Al-Hudzali, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir,” (HR Muslim).

Sebagian ulama berbeda pendapat perihal larangan puasa di Hari Tasyrik. Imam Syafi’i dalam qaul jadid-nya mengatakan larangan puasa pada Hari Tasyrik sebagaimana larangan puasa pada yaumus syak.

Namun, dalam Al Quran hari tasyrik disebut hari-hari untuk ibadah, hal ini lebih khusus untuk jamaah haji yang pada hari-hari itu tengah melakukan mabit atau menetap di Mina, dimana mereka terus mendekatkan diri, beribadah dan melempar jumrah. Allah SWT berfirman:

“Dan berzikirlah kepada Allah dalam beberapa hari yang ditentukan (hari-hari tasyrik ). Maka, siapa yang ingin cepat (berangkat dari Mina ) sesudah dua hari, maka tiada dosa atasnya. Dan, barang siapa yang ingin menangguhkan, maka tiada dosa pula atasnya bagi orang yang bertakwa.” ( al-Baqarah [2] : 203).

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x