Satu di antara keutamaan itikaf yakni menggapai malam lailatul qadar yang lebih baik daripada 1000 bulan.
Terdapat hadits yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab beliau Bulughul Marom, yaitu hadits no. 699 tentang permasalahan i’tikaf.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beritikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau di wafatkan oleh Allah.
Baca Juga: Malam Lailatul Qadar Satu di Antara Keutamaan Ibadah Bulan Ramadhan
2. Mendapatkan Pahala Setiap Saat
Berdiam diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah bisa juga dengan mendirikan shalat, tilawah, dzikir, berdoa, bermunajat, tadabbur, tafakkur atau mengkaji ilmu.
Bahkan dalam kondisi tidur pun, orang yang beritikaf mendapatkan pahala yang besarnya tidak bisa didapatkan oleh orang yang tidur di rumah. Sebab tidurnya itu termasuk rangkaian itikaf.
3. Sunnah Rasul
Itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan sunnah Rasulullah. Bahkan di Ramadhan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beritikaf selama 20 hari.