Pesan Moral yang Disampaikan Drama Korea Vincenzo, Belajar Hadapi Penyesalan dengan Kenali Diri Sendiri

24 Mei 2021, 10:22 WIB
Song Joong Ki dan Jeon Yeo Bin dalam still cut drama Korea Vincenzo untuk episode terakhir. dari tangkapan layar akun instagram @tvndrama.official /instagram.com/ @tvndrama.official

POTENSI BISNIS – Drama Korea Vincenzo ternyata memiliki banyak pesan moral yang bisa kita maknai, satu di antaranya bagaimana kita menghadapi penyesalan.

Dikutip PotensiBisnis.com dari Channel YouTube Satu Persen, berikut ini belajar cara menghadapi penyesalan dari drama Vincenzo dengan sederhana.

Drama Vincenzo sendiri menceritakan seorang anak laki-laki Korea yang pergi ke Italia setelah diadopsi oleh keluarga mafia Cassano.

Baca Juga: Drama Korea Vincenzo Episode 20: Lee Cheol Wook dan Cha Young Terluka, Amarah Menjadi-jadi

Kemudian, anak laki-laki tersebut diberi nama Vincenzo Cassano, ia tumbuh menjadi seorang pengacara mafia yang hebat.

Setelah ayah angkatnya meninggal, Vincenzo akhirnya kabur ke Seoul (Korea Selatan) karena keluarga ayah angkatnya akan membunuh Vincenzo.

Tapi lebih dari itu, tujuan Vincenzo pergi ke Seoul adalah untuk mengambil emas miliki pengusaha Tiongkok yang terkubur di sebuah gedung tua (Gedung Plaza Geumga) yang berada di wilayah Seoul.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK Senin 24 Mei 2021: Cancer, Leo dan Virgo Harus Belajar dari Pengalaman

Tujuan awal Vincenzo adalah sesimpel mengambil emas di Seoul, lalu pergi ke tempat yang lebih nyaman, dan pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang mafia.

Namun nyatanya, tujuan tersebut tidak bisa dicapai Vincenzo dengan cara yang sederhana.

Pasalnya, gedung plaza yang dijadikan tempat penyimpanan emas tersebut sedang menjadi objek sengketa oleh satu perusahaan bernama Babel.

Babel menginginkan gedung tersebut untuk diruntuhkan, lalu dibangun gedung Babel yang baru.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Senin 24 Mei 2021: Elsa Positif Hamil, Rendy dapat Bukti dari Om Martin

Akan tetapi, Vincenzo tidak mau jika gedung tersebut di robohkan, akhirnya dia bekerja sama dengan seorang pengacara bernama Hong Yu Chan untuk menyelesaikan sengketa tersebut.

Hong Yu Chan ternyata mempunyai anak yang sama-sama bekerja sebagai pengacara bernama Hong Cha Young.

Namun, Hong Cha Young memiliki prinsip kerja yang berbeda dari ayahnya, alih-alih mendukung pekerjaan sang ayah, Hong Cha Young seakan terus menentang keputusan ayahnya.

Sampai satu waktu, ia dan ayahnya sempat sepakat untuk membuat surat pemutusan hubungan antara anak dan ayah.

Belajar Hadapi Penyesalan

Namun, suatu hari Hong Cha Young harus menerima kenyataan pahit menyaksikan kematian sang ayah di depan matanya sendiri.

Padahal saat itu, Cha Young berniat untuk meminta maaf pada ayahnya karena ucapannya yang terakhir dengan sang ayah sudah cukup kelewatan.

Setelah ayahnya meninggal, Cha Young merasa sangat menyesal karena gengsinya yang tidak mau mengucapkan kata maaf pada sang ayah. Ia juga menyesal karena tidak menghabiskan waktu dengan baik bersama ayahnya.

Penyesalan serupa terulang pada Vincenzo, dengan alur yang sama yaitu kehilangan orang tua.

Mengingat, Vincenzo adalah anak adopsi, setelah sampai di Korea ia bertemu dengan ibu kandungnya yang dulu berjanji akan menjemputnya, walau pada kenyataan sang ibu tidak menemui Vincenzo sampai ia berusia dewasa.

Sebenarnya, selama pertemuan tersebut Vincenzo dan ibunya sama-sama tau jika mereka merupakan ibu dan akan kandung. Tapi, karena gengsi dan alasan lain mereka berinteraksi seperti orang asing.

Momen memilukan pun terulang ketika Vincenzo akan menemui ibunya sebagai seorang anak, ia justru mendapati ibunya sudah terbujur kaku karena dibunuh. Lalu rasa menyesal pun menyerang Vincenzo.

Dari kedua kasus tersebut, yang menarik adalah baik Vincenzo maupun Hong Cha Young sebenarnya sama-sama telah diingatkan oleh diri mereka sendiri untuk ‘Lakukan saja dulu, sebelum menyesal’.

Tapi ketika akan mencoba meminta maaf, mereka sudah kehilangan kesempatan tersebut.

Dari cerita Vincenzo dan Cha Young, kita bisa menyimpulkan jika penyesalan memang selalu datang diakhir.

Bisakah Rasa Menyesal Tersebut Tidak Datang Sama Sekali?

Menurut beberapa peneliti, penyesalah terbagi menjadi dua jenis. Pertama, penyesalan karena tidak melakukan sesuatu, atau tidak mengambil kesempatan seperti pada kasus Vincenzo dan Cha Young.

Jenis penyesalan yang kedua adalah, penyesalan tentang sesuatu yang telah dikerjakan namun berujung salah atau bahkan tidak berhasil.

Menurut beberapa peneliti, kita cenderung akan lebih sulit menghadapi penyesalan karena tidak melakukan sesuatu atau tidak mengambil kesempatan seperti kasus penyesalan Vincenzo dan Cha Young.

Bagaimana Caranya agar tidak Menyesal Terus Menerus?

Dengan mengenali diri sendiri secara mendalam, kita bisa memahami diri kita yang ideal itu seperti apa.

Lalu kita akan tau bagaimana caranya untuk mencapai tujuan tersebut, tanpa mengalami penyesalan.

Akan tetapi jika kita sudah terlanjur menyesal, setidaknya dengan mengenal diri sendiri dengan baik dan mendalam kita bisa melakukan sesuatu untuk menghindari penyesalan dan mencapai tujuan.

Dengan mengetahui diri sendiri lebih dalam, kita bisa fokus pada rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan tidak memikirkan hal-hal yang mungkin disesali.

Kesimpulannya adalah, kenali diri sendiri dengan baik dan mendalam, dengan cara tersebut setidaknya kita akan mengurangi frekuensi penyesalan atau bahakan bisa melupakan rasa sesal tersebut.***

Editor: Pipin L Hakim

Tags

Terkini

Terpopuler