Network
POTENSI BISNIS - Amanda Manopo yang berperan sebagai Andin di Sinetron Ikatan Cinta benar-benar membuat takjub fans dan netizen.
Saat ini dalam tangan Ikatan Cinta masuk pada episode kritis dimana Andin melahirkan Balon Biru.
Keharuan benar-benar dirasakan penonton, lantaran Andin harus menghadapi fase tersulit di dalam hidupnya.
Dia haru melahirkan tanpa ada Aldebaran, dan juga anak pertamanya Reyna yang bersama Nino.
Baca Juga: Sosok Hennils Tamaela Pemenang Audisi Ikatan Cinta Season 2
Perasaan Andin benar-benar digambarkan sangat berat menghadapi ujian Tuhan.
Dia seperti sudah pasrah pada apa yang akan terjadi, termasuk kematian sekalipun.
Dalam drama tersebut, Amanda Manopo memiliki peran yang sangat kuat.
Aktingnya benar-benar membuat sinetron paling populer tersebut terus berada di rangkin satu sebagai yang terpopuler.
Di saat Andin melahirkan, Amanda Manopo mengunggah foto dan rangkaian kata berisi kalimat yang penuh makna.
Baca Juga: Gali Potensi Diri Anda, Simak 4 Zodiak yang Tergolong Cerdas
Dalam fotonya, tampai tangan Amanda Manopo yang berperan sebagai Andin terjuntai.
Tasbih yang digenggamnya, menandakan pengharapan munculnya kekuatan besar untuk membantunya tetap bertahan.
Dalam untaian kalimatnya, Amanda Manopo mengatakan, perjuangan berat selama mengandung.
Dia kembali mengingat masa-masa dirinya pernah tak berdaya di tempat yang sama, akan tetapi mampu bangkit.
Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Satu di Antara Gambar Kartu, Bisa Membantu Anda tentang Keputusan yang Diambil
Berikut adalah kalima penuh makna yang dibagikan Amanda Manopo mengiringi kelahiran Balon Biru dalam cerita Ikatan Cinta.
"HIDUP TARUNG MATIKU
Ini akan jadi pertarungan pertama kita, jadi mohon kerjasamanya ya nak, karena beberapa bulan yang lalu.
"Sebelum aku dibopong lemas ke tempat ini, diam-diam.. aku sudah lama menembakkan rindu padamu, maaf ya, aku melubangi hatimu dengan presisi, tolong jangan dulu kau obati, supaya bisa kutambal dengan jerih payahku nanti.
Sesaat lagi, aku akan berteriak lebih kencang daripada biasanya, aku akan menjerit sejadi-jadinya, mungkin nanti akan ada kulitku yang basah, keringatku yang tumpah, akan ada banyak tetesan darah, akan ada nafas yang terengah-engah, aku akan bergetar hebat tak kuasa menahan rasa sakitnya.
Tapi aku tidak akan kenapa-kenapa, aku harap, tutup telingamu rapat-rapat ya, tapi jangan ditutup matamu, jangan takut, sebisa mungkin akan kutahan sekuat tenaga.
Tapi jika nanti tubuhku perlahan-lahan berhenti berupaya, aku ingin kamu merangkak pelan-pelan ke ujung sana, ke tempat di mana aku bisa mulai menciptakan raut terbaikku untukmu, tempat aku bisa merajamkan tangisan haruku, dan senyum tipis karena sudah berhasil menemukanmu, sedikit lagi jagoan, aku di sini."***
