Setelah itu banyak dari guru-guru anaknya yang memesan grambang goreng kepada Anik.
Selain dititipkan ke tukang sayur dan dipesan oleh guru-guru, Anik juga mencoba cara baru untuk memasarkan produknya ini.
Ia pergi ke kantor-kantor dan menawarkan terkait produk grembang gorengnya yang sangat nikmat ini.
"Alhamdulillah banyak yang suka, sampai sekarang perhari hampir 3 kwintal produksi, itu kalau hari biasa," katanya.
Sedangkan kalau hari raya, Anik bisa mendapatkan pesanan sampai dua kali lipat dari hari-hari biasanya.
Kendati jualannya sudah laku di pasaran, tapi Anik tetap tidak ingin menggunakan mesin untuk mempercepat proses pembuatan grembang gorengnya.
"Kalau saya pake mesin ya yang ngerjainnya itu kan tetangga-tetangga samping rumah, itu sekitar 21 orang, kalau pake mesin ya gak ada sampingan untuk tetangga-tetangga saya gitu," lanjutnya.
Anik memiliki pemikiran cemerlang soal alasannya tidak memakai mesin ini, ia menjelaskan bahwa dirinya dapat membantu perekonomian tetangganya juga jika tidak memakai mesin.
IIa berpesan, harus tetap bersyukur dengan hasil yang didapatkan, baik itu kecil maupun besar.
Juga jangan lupa sedekah, agar harta yang diterima berkah dan mendapatkan ridho dari Allah.