Sunarso menjelaskan, penurunan biaya dana tersebut tak terlepas dari keberhasilan perseoran dalam meningkatkan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA).
Pada kuartal ketiga 2021 dana murah BRI tercatat Rp 673,1 triliun.
Jumlah yang dibukukan tersebut naik sekitar 5,3 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp639,2 triliun.
Baca Juga: Berkat Inovasi Bisnis, 3 Mahasiswa Ini Dapat Beasiswa BRI Peduli-Creation 2021
Hingga kuartal ketiga 2021 tabungan yang dihimpun BRI mencapai Rp467,7 triliun dan giro sebesar Rp205,5 triliun.
Sedangkan pada kuartal ketiga 2020, tabungan yang berhasil dihimpun mencapai Rp424 trilun dan giro sebesar Rp215,2 triliun.
Adapun total dana pihak ketiga yang dibukukan BRI hingga September 2021 mencapai sebesar Rp1.121 triliun, atau naik sekitar 5,5 persen dari kurun waktu yang sama pada 2020 yakni sebesar Rp1.062,7 triliun.
Dia pun mengatakan, penurunan biaya dana erat kaitannya dengan efisiensi biaya pendanaan yang dilakukan BRI melalui langkah-langkah strategis transformasi.
Seperti memperkuat retail payment dan transaksi perbankan.
“Jadi artinya, efisiensi dari sisi biaya pendanaan, biaya dana berhasil dilakukan oleh BRI melalui berbagai program transformasi tentunya. Dengan memperkuat retail payment, transaction banking dan juga inisiatif-inisiatif lain terkait dengan micro payment,” ujar Sunarso.