Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia Mencapai 423,1 Miliar Dolar AS pada Triwulan III 2021

- 15 November 2021, 13:41 WIB
Logo Bank Indonesia. Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia Mencapai 423,1 Miliar Dolar AS pada Triwulan III 2021.
Logo Bank Indonesia. Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia Mencapai 423,1 Miliar Dolar AS pada Triwulan III 2021. /Pikiran Rakyat

POTENSI BISNIS - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2021 tetap terkendali tumbuh 3,7 persen atau mencapai 423,1 miliar dolar AS.

Hal tersebut disampaikan oleh Bank Indonesia (BI), yang jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, year on year (yoy).

Meski begitu, angka pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia angka pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar dua persen (yoy).

Baca Juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat Ikuti Bursa Saham Global

"Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia di sektor publik dan sektor swasta," kata Direktur Eksekutif Kepada Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dikutip dari ANTARA pada Senin, 15 November 2021.

Adapun posisi ULN pemerintah pada triwulan 2021 sebesar 205,5 miliar dolar AS atau tumbuh 4,1 persen (yoy).

Hal itu, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan II 2021 sebesar 4,3 persen (yoy), yang disebbabkan oleh pembayaran netro pinjaman seiring lebih tinggi pinjaman yang jatuh tempo dibandingkan penarikan pinjaman.

Baca Juga: Contact Center BRI Raih 14 Penghargaa dari ICCA atas Konsistensi Hadirkan Layanan Prima

Menurut Erwin, hal itu terjadi di tengah penerbitan surat utang global, termasuk Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta Euro.

Hal terseut merupakan satu di antara penerbitan SDG Bond Konvesional pertama di Asia, dan menunjukkan upaya Indonesia dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG.

ULN pemerintah senantiasa dikelola secara hati-hari, kredibel dan akuntabel diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.

Baca Juga: Sari Nila Sebut Udah Cocok saat Amanda Manopo Terbaring Pasrah Dicium, Andin Ikatan Cinta: Aduh Tinggal...

Termasuk upaya mengakselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di antaranya mencakup dukungan pada sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen dari total ULN pemerintah).

Kemudian, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,3 persen) sektor jasa pendidikan (16,5 persen) sektor kontruksi (15,5 persen) dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,1 persen).

"Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," kata dia.

Baca Juga: Anak Jalanan Reborn Tayang, Warganet Bandingkan Ranty Maria-Rayn Wijaya dan Natasha Wilona-Stefan William

Sementara itu, ULN bank sentral meningkat sebesar 6,3 miliar dolar AS menjadi 9,1 miliar dolar AS pada triwulan III 2021 terutama dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR).

Pada Agustus 2021, Dana Moneter Internasional (IMF) mendistribusikan tambahan alokasi SDR secara proporsional kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia.

Ditujukan untuk mendukung ketahanann dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, membangung kepercayaan pelaku ekonomi, dan memperkuat cadangan devisa global dalam jang panjang.

Ia menegaskan, alokasi SDR dari IMF ini merupakan kategori khusus dan tidak dikategorikan pinjaman.

Karena tidak menimbulkan beban bungan utang dan kewajiba akan jatuh tempok ke depan.

ULN swasta pad triwulan III 2021 juga meningkat tumbuh 0,2 persen (yoy), setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi 0,3 persen (yoy).

Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar satu persen (yoy), melambat dari 1,6 persen (yoy) pada triwulan II 2021.

Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 1,7 persen (yoy), lebih rendah dari kontraksi triwulan sebelumnya, sebesar 6,9 persen (yoy).

Sehingga dengan perkembangan tersebut posisi ULN swasta pada triwulan III 2021 tercatat mencapat 208,5 milliar dolar AS.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor indusrti pengolahan dengan pangsa mencapai 76,4 persen dari total ULN swasta.

"ULN tersebut masih didominasi oleh ULN janka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta," ujarnya.

Demikina, BI menilai struktur ULN Indonesia tetap terkendali yang tercermin dari rasion ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yang tetap terjada kisaran 37 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebeblumnya 37,5 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,2 persen dari total ULN.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangungan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan minimalisir risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian," ucap Erwin.

Dalam rangka mejaga agar struktur ULN tetap sehat, bank sentral dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah